Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disinggung Luhut Jadi Incaran Dunia, Apa Itu Rare Earth?

Kompas.com - 24/06/2020, 12:26 WIB
Muhammad Idris

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Rare earth atau biasa disebut tanah jarang kini banyak diperbincangkan setelah pertemuan antara Menko Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

Tanah jarang adalah logam mineral yang bernilai sangat tinggi dan banyak ditemukan di Bangka Belitung dan Kalimantan. Mineral ini banyak digunakan untuk memproduksi perangkat smartphone hingga senjata militer.

Lalu apa itu rare earth?

Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Irwandy Arif, menjelaskan rare earth memang lebih tinggi harganya ketimbang lithium yang seringkali disebut-sebut sebagai mineral masa depan yang diincar banyak negara.

Arif yang juga Guru Besar Teknik Pertambangan ITB mengatakan logam tanah jarang di Indonesia diperoleh dari mineral monazit dan xenotime. Keduanya bisa diperoleh dengan mengektrak logam timah yang ditambang di Pulau Bangka dan Belitung.

Baca juga: Luhut Mengaku Ditelepon Google, Minta Indonesia Jadi Pusat Data Asia

"Selama ini tanah jarang belum dioptimalkan oleh perusahaan-perusahaan tambang di Indonesia, belum ada yang fokus usaha di pertambangan rare earth. Hanya dianggap sebagai produk sampingan dari timah," terang Arif dihubungi Kompas.com, Rabu (24/6/2020).

Selain di Bangka Belitung, lanjut dia, rare earth juga banyak ditemukan di daratan Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat. Namun jenis mineralnya penyusunnya berbeda dengan yang ditemukan di pertambangan milik PT Timah (Persero) Tbk.

"Rare earth juga mudah ditemukan di Kalteng dan Kalbar, namun berbeda dengan di Bangka Belitung, di Kalimantan mineral ini berasal dari zirkonium," jelas Arif.

Ketua Indonesian Mining Institute (IMI) ini berujar, rare earth adalah logam yang memiliki peran sangat strategis di masa depan. Ini karena hampir seluruh perangkat elektronik dengan teknologi tinggi, membutuhkan logam tanah jarang.

Baca juga: Berapa Harta Kekayaan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri?

Logam tanah jarang juga bisa bersifat radioaktif, dan mengandung oksida yang tinggi.

"Rare earth banyak dipakai untuk pembuatan mobil listrik, handphone, sensor, (perangkat) komputer, super konduktor, dan berbagai keperluan militer," ungkap Arif.

Namun yang perlu digarisbawahi, sambungnya, Indonesia tidak memiliki cadangan rare earth yang melimpah. Selain itu, rare earth juga lebih banyak terkonsentrasi di Bangka Belitung, Kalteng, dan Kalbar.

Jadi meski dioptimalkan sekalipun, produksi mineral tanah jarang di Indonesia tak terlalu signifikan di pasar global.

Baca juga: Luhut: Pak Gubernur, Daerah Anda Itu Kaya...

"Jadi Indonesia sebenarnya bukan pemain besar untuk rare earth, karena cadangan tanah jarang Indonesia tak terlalu signifikan. Itu pun selama ini dianggap sebagai mineral ikutan dari timah," kata dia.

Arif mencatat, negara dengan cadangan tanah jarang terbesar yakni China. Negeri Tirai Bambu menguasai 44 juta metrix ton sumber daya tanah jarang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com