KOMPAS.com – Kelompok Tani (Poktan) Sipatokkong di Desa Ta, Kecamatan Tanete Riattang, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, mulai memanfaatkan alat mesin pertanian (alsintan) jenis transplanter untuk meningkatkan produktivitas.
Ketua Poktan Sipatokkong Husni Mubarak mengatakan, penggunaan alsintan memudahkan petani dalam tahap penyiapan atau penggarapan lahan, penanaman, panen, dan pascapanen.
“Kesulitan tenaga buruh tanam dapat diatasi, waktu tanam lebih cepat, dan biaya produksi hemat sampai 30 persen,” kata Husni, seperti dalam keterangan tertulisnya.
Upaya yang dilakukan Poktan Sipatokkong sesuai dengan instruksi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Ia meminta peningkatan produksi pangan harus dilakuan pada musim tanam II
Baca juga: Cegah Krisis Pangan, Mentan Imbau Petani Lakukan Percepatan Tanam dengan Alsintan
Mentan mengatakan langkah tersebut adalah sebagai antisipasi apabila terjadi krisis pangan di tengah pandemi Covid-19 dan ancaman musim kemarau panjang.
"Untuk produktivitas yang lebih baik, kami menyarankan petani memanfaatkan alsintan,” kaya Syahrul, Rabu (24/6/2020).
Sementara itu, Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian (Kementan) Sarwo Edhy mengatakan, pemanfaatan alsintan merupakan salah satu ciri petani modern.
“Dengan alsintan, tidak butuh banyak orang untuk mengolah dan menanam lahan. Waktu pengerjaannya juga menjadi lebih singkat,” kata Sarwo.
Menanggapi hal tersebut, Penyuluh Pertanian Pendamping Wilayah Kerja Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Tanete Riattang Fatmawati mengatakan, pihaknya akan terus meyakinkan petani untuk meninggalkan cara konvensional dan menuju pertanian berbasis mesin (modern).
Baca juga: Dorong Kemandirian Petani, Kementan Siapkan KUR untuk Alsintan
“Perlahan tapi pasti, para petani dapat menerima kehadiran teknologi baru dan mau menerapkannya. Bahkan mereka merasakan banyak manfaat seperti efektivitas waktu dan efisiensi biaya,” kata Fatmawati.
Husni menambahkan, selain penggunaan transplanter, pihaknya juga meningkatkan produksi padi dengan mengelola air irigasi.
Dengan upaya tersebut, Indek Pertanaman (IP) dapat meningkat, dan produktivitas rata-rata dalam satu tahun mencapai 8 ton per hektar Gabah Kering Panen (GKP).
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.