PITTSBURG, KOMPAS.com - Peritel vitamin dan obat-obatan herbal asal AS, General Nutrition Centres (GNC), telah mengajukan kebangkrutan.
GNC pun berencana menutup atau menjual 800 hingga 1.200 tokonya.
Dikutip dari Channel News Asia, Kamis (25/6/2020), perusahaan berusia 85 tahun itu mengajukan perlindungan bab 11 kepada pemerintah pada Selasa malam di pengadilan kepailitan AS, Wilmington, Delaware.
GNC sendiri telah berusaha mengurangi beban utangnya yang hampir 900 juta dollar AS, setara sekira Rp 12,7 triliun (kurs Rp 14.200 per dollar AS) di tengah penurunan penjualan akibat pandemi Covid-19.
Baca juga: 4 Perusahaan Startup Lakukan PHK Akibat Covid-19, Apa Saja ?
Perusahaan menyatakan, pandemi Covid-19 telah memotong sumber pendapatan utama karena ribuan toko ritel terpaksa ditutup sementara.
Akibatnya perusahaan mengajukan kebangkrutan dan memaksa 2.100 hingga 11.000 karyawannya dicutikan.
Perusahaan yang berbasis di Pittsburgh ini merencanakan restrukturisasi "jalur ganda", di mana perseroan dijual sebagai kelangsungan usaha, atau memperbaiki neraca keuangannya dengan melunasi utang lebih dari 300 juta dollar AS. Utang itu setara dengan Rp 4,26 triliun.
Menanggapi hal itu, perseroan menyatakan telah menyetujui dengan para pemberi pinjaman untuk menjual dirinya kepada afiliasi pemegang saham terbesarnya, Harbin Pharmaceutical, senilai 760 juta dollar AS.
Baca juga: Raksasa Minyak Arab Saudi PHK Ratusan Pegawai
Penjualan dilakukan dalam pelelangan yang diawasi oleh pengadilan, dengan tunduk pada tawaran yang lebih tinggi.
"GNC dan 16 afiliasi mencari perlindungan pengadilan dengan tujuan menyelaraskan kembali bisnis mereka secara operasional, sambil meminimalkan dampak pada pelanggan, karyawan, penyewa tempat usaha, dan vendor," kata chief financial officer GNC Tricia Tolivar.
Sementara itu, operasi bisnis akan berlanjut meski 500 toko tetap tutup karena pandemi. Perusahaan berharap bisa keluar dari. kebangkrutan (perlindungan Bab 11) di musim gugur mendatang.
Sejauh ini, perusahaan telah kehilangan pendapatan utama sebesar 200,1 juta dollar AS atau setara dengan Rp 2,84 triliun di kuartal I 2020.
Sejak Januari 2018, perusahaan telah menutup 596 toko yang berkinerja buruk.
GNC memiliki lebih dari 8.000 toko di sekitar 50 negara, dengan mayoritas berada di Amerika Serikat. Perseroan memiliki 70 toko di Singapura.
Di Singapura, Malaysia, Filipina, dan Taiwan, rantai distribusinya dimiliki oleh pewaralaba tunggal ONI Global.
Baca juga: Bisnis Terdampak Virus Corona, Jaringan Hotel Hilton PHK 2.100 Pegawai
ONI Global menyatakan, GNC di bawah ONI Global bukan bagian dari restrukturisasi keuangan GNC di AS. Artinya, operasi waralaba akan terus berkembang di negara-negara lainnya.
"Operasi waralaba GNC akan terus berkembang di negara-negara di bawah ONI Global Group dan tidak sama sekali tidak terpengaruh oleh pengarsipan Bab 11 dari GNC Holdings untuk restrukturisasi di AS," demikian bunyi pernyataan yang diunggah di laman Facebook GNC Singapura.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.