Lebih lanjut, Bank Dunia juga menyarankan pemerintah dalam hal ini Dinas Kesehatan (Dinkes) di berbagai daerah untuk meningkatkan kapasitas penyediaan air minum berkualitas.
Tujuannya untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap kualitas air PDAM yang disalurkan melalui perpipaan. Akhirnya masyarakat bisa mengalihkan penggunaan dari sumber air alternatif yang tidak berkelanjutan (sustainable) seperti air kemasan ke air perpipaan.
"Perlu upaya-upaya dinas kesehatan untuk lebih meng-enforce mekanisme penyediaan air minum yang memang menjadi kewajibannya," ungkap dia.
Baca juga: Bank Dunia: Penyediaan Air Minum dan Sanitasi RI Tertinggal
Irma menuturkan, sejauh ini banyak dinas kesehatan yang hasil penelitian airnya tidak pernah dilaporkan bahkan dipublikasikan secara transparan. Hal ini bisa membuat masyarakat tidak percaya terhadap kualitas air yg disalurkan PDAM melalui perpipaan.
Banyak yang mengira, air PDAM tidak siap minum, berwarna keruh hingga kadang-kadang bau kaporit. Masyarakat pun lebih menyukai menggunakan sumber air kemasan karena merasa lebih aman dan nyaman.
"Untuk meningkatkan demand di masyarakat agar memakai air pipa memang perlu ada effort yang kuat dari PDAM untuk membuktikan bahwa mereka bisa memberikan layanan yang baik. Diharapkan ada upaya dari dinkes dan PDAM untuk bisa menumbuhkan pelayanan lebih bagus," papar Irma.
Baca juga: IMF: Covid-19 Sebabkan Perekonomian Global Rugi Rp 168.000 Triliun
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.