Selain itu, Kejaksaan Agung menjerat korporasi tersebut dengan pasal dugaan tindak pidana pencucian uang.
“Berdasarkan alat bukti yang diperoleh dalam pengembangan penyidikan, maka pada hari ini ditetapkan 13 korporasi sebagai tersangka,” kata Hari.
Selain menetapkan tersangka, Kejagung menyita aset-aset terdakwa kasus Jiwasraya. Berdasarkan penghitungan sementara, aset yang disita senilai Rp 17 triliun.
Hal itu tak serta-merta menutup kerugian negara akibat kasus tersebut. Berdasarkan penghitungan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), kerugian negara dari kasus Jiwasraya sebesar Rp 16,81 triliun, karena nilai asetnya berfluktuatif.
"Dari Rp 17 triliun itu, aset itu ada yang bisa turun nilainya karena fluktuasi nilai uang atau mobil, bisa turun. Sisi lain, tanah bisa naik juga,” ucap dia
Baca juga: Aset Jiwasraya yang Disita Diperkirakan Capai Rp 17 Triliun
Mendengar satu pejabatnya jadi tersangka, OJK lantas memberikan tanggapan. Deputi Komisioner Hubungan Masyarakat dan Logistik Anto Prabowo mengatakan, OJK menyatakan selalu memberikan dukungan sejak dimulainya proses penyelidikan.
Dukungan tersebut berupa penyediaan data dan informasi serta asistensi yang diperlukan oleh pihak Kejaksaan Agung.
"OJK mendukung proses penegakan hukum terkait kasus Jiwasraya oleh Kejaksaan Agung dengan tetap menjunjung tinggi asas praduga tidak bersalah," tegas Anto.
OJK, kata Anto, selama ini telah bekerja sama dengan Kejagung untuk menbangun sistem keuangan yang sehat, stabil, dan kredibel. Tujuannya untuk melindungi konsumen dan memacu pertumbuhan ekonomi.