Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sinergi Kawal BUMN Kritik Parpol yang Minta Jatah Posisi Direksi dan Komisaris BUMN

Kompas.com - 26/06/2020, 18:30 WIB
Akhdi Martin Pratama,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Inisiator Sinergi Kawal BUMN Arief Rachman menilai kritikan pemilihan jajaran direksi dan komisaris di perusahaan plat merah oleh partai politik dan relawan pendukung Presiden Joko Widodo kontra produktif bagi kelangsungan bisnis BUMN ditengah menghadapi hantaman Covid 19.

Adapun hal yang dikritisi antara lain soal penunjukan sosok senior profesional, milenial, diaspora, perwira TNI/Polri, politisi profesional dan relawan profesional untuk menduduki jabatan strategis di BUMN.

“Kami nilai bahwa penolakan terhadap sosok yang mengisi jabatan strategis tersebut harus dilatarbelakangi dengan parameter berbasis profesionalisme dan juga obyektif bukan asal tolak dan wacana yang abstrak apalagi membawa agenda tertentu,” ujar Arief dalam keterangan tertulisnya, Jumat (26/6/2020).

Baca juga: Era Erick Thohir, 22 Anggota TNI/Polri Masuk Jajaran Komisaris BUMN

Menurut dia, penunjukan figur-figur direksi dan komisaris yang dilakukan oleh Menteri BUMN Erick Thohir sudah melewati tahapan dan ketentuan yang berlaku. Atas dasar itu, hal tersebut harus dilihat secara jernih.

Saat ini hampir sebagian besar BUMN mengalami cobaan berat karena wabah Covid 19. Maka perlu dipikirkan bersama agar BUMN kembali pulih dan mampu mengembangkan bisnisnya ke depan.

“Hentikanlah perdebatan yang makin memperkeruh suasana dan iklim bisnis BUMN. Bersikap gentle dan singkirkan semua kepentingan agar BUMN dapat berjalan sebagaimana mestinya,” kata dia.

Baca juga: Dapat Dana dari Sri Mulyani Rp 30 Triliun, Ini yang Akan Dilakukan Bank-bank BUMN

Arief menjelaskan, saat ini langkah yang tepat adalah mengutamakan kepentingan bangsa dan negara diatas segalanya dibandingkan kepentingan kelompok dan golongan.

Sebelumnya, Politisi PDI-P Adian Napitupulu mengatakan, ada relawan yang mendeklarasikan Erick Thohir untuk menjadi calon presiden diangkat sebagai komisaris di salah satu perusahaan pelat merah.

Sayangnya, Adian tak menyebutkan identitas orang yang dia maksud tersebut, termasuk di mana BUMN tempat orang tersebut menjadi komisaris.

Namun, yang pasti orang yang dimaksud Adian tersebut berasal dari golongan milenial.

“Ada satu lagi yang sedang diidentifikasi, milenial ini pernah deklarasi Erick Thohir for president. Kemudian, beberapa hari kemudian dia diangkat jadi komisaris. Apa iya alat ukurnya deklarasi presiden baru diangkat jadi komisaris?” ujar Adian saat menghadiri forum Satu Meja di Kompas TV, Rabu (24/6/2020) malam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com