Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kabar Baik, KA Prameks Jogja-Solo Akan Diganti KRL

Kompas.com - 27/06/2020, 07:00 WIB
Muhammad Idris

Penulis

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengoperasian kereta rel listrik atau KRL yang menghubungkan Jogja-Solo tinggal menghitung hari. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terus menyelesaikan pembangunan tiang-tiang jaringan listrik aliran atas (LAA) di sepanjang lintasan rel.

Di wilayah Kabupaten Klaten, tiang untuk LAA bahkan sudah terbangun sejak awal tahun 2020. Selama ini, mobilitas penumpang di jalur Jogja-Solo dilayani KA Prambanan Ekspres (Prameks).

Dilansir dari Antara, Sabtu (27/6/2020), Kemenhub memastikan KRL relasi Jogja-Solo segera beroperasi seiring dengan pembangunan elektrifikasi yang hampir selesai dilakukan.

"Kami sedang membangun elektrifikasi dari Jogja ke Solo. Secara bertahap akan kami operasikan," kata Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Zulfikri di Solo. 

Baca juga: Kemenhub: Tidak Ada Kenaikan Tarif KRL

Ia mengatakan pembangunan infrastruktur untuk KRL sendiri sudah dimulai sejak tahun lalu. Rencananya, pengoperasian KRL akan dilakukan secara bertahap.

Rencananya, awal Oktober 2020, KRL sudah bisa melayani perjalanan dari Yogyakarta ke Klaten, dan pada akhir tahun ditargetkan sudah sampai ke Kota Solo.

"Mungkin Jogja-Klaten dulu awal Oktober, kemudian akhir tahun Jogja-Solo," kata dia.

Ia mengatakan nantinya KRL tersebut akan menggantikan KA Prameks yang selama ini melayani rute Solo-Yogyakarta. Meski demikian, untuk kapasitas angkut KRL ini nanti akan lebih tinggi dibandingkan KA Prameks.

"Ada 10 train set (rangkaian kereta) yang disiapkan, saat ini kereta sedang di INKA. Yang pasti KRL ini lebih efisien, ramah lingkungan, dan kapasitasnya lebih tinggi," ungkap Zulfikri.

Baca juga: Kemenhub: Sepeda Harus Diatur!

Mengenai tarif, dikatakannya, kemungkinan akan sama dengan Prameks mengingat KRL bersifat menggantikan Prameks.

"Tarif dan fasilitas sementara ini masih sama dengan Prameks, karena ini sifatnya menggantikan Prameks. Ini kan uji coba dulu sampai akhir tahun," kata dia.

Sementara itu, dikatakannya, untuk kereta yang saat ini masih dioperasikan sebagai KA Prameks nantinya akan digunakan untuk melayani rute lain.

"Kebutuhan kami masih banyak, termasuk untuk KA Bandara kami masih butuh juga," kata Zulfikri.

Menurut dia, penggantian moda transportasi ini dilakukan karena beberapa faktor. Antara lain karena masalah efisiensi.

Selain kapasitas yang lebih banyak, KRL juga dianggap lebih efisien dalam penggunaan energi sehingga bisa mengurangi emisi karbon.

Baca juga: KCI Larang Penumpang Balita Naik KRL

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Whats New
Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com