Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produksi Pesawat Menciut 40 Persen, Airbus Bakal PHK 20.000 Karyawan?

Kompas.com - 30/06/2020, 10:27 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber Reuters

TOULOUSE, KOMPAS.com - Raksasa pabrikan pesawat Airbus mengonfirmasi rencana penurunan produksi pesawat sebesar 40 persen dalam dua tahun ke depan.

Airbus pun tengah memfinalkan rencana restrukturisasi perusahaan, termasuk pemangkasan ribuan pegawai.

Dilansir dari Reuters, Selasa (30/6/2020), pabrikan pesawat terbesar di Eropa tersebut dikabarkan bakal mengumumkan rencana reorganisasi terbesarnya pada Rabu (1/7/2020) esok.

Baca juga: Rumahkan 6.000 Pekerja, Bos Airbus Akui Bisnis Berdarah-darah

Seorang sumber menyebut, Airbus harus bergerak secara ramping untuk menangkis dampak negatif akibat merosotnya bisnis pesawat jetliner sebesar 40 persen akibat pandemi virus corona.

Dikabarkan, Airbus akan mengumumkan pemangkasan jumlah pegawai pada akhir Juli 2020. Namun, Airbus harus memberikan arahan terlebih dulu kepada serikat pekerja dan pemerintah terkait perubahan besar tersebut sebelum periode tenang selama dua pekan menjelang laporan kinerja keuangan pada 30 Juli 2020.

CEO Airbus Guillaume Faury mengonfirmasi kepada media Jerman bahwa Airbus berencana menurunkan produksi pesawat jetliner sebesar 40 persen dalam dua tahun.

"Untuk dua tahun ke depan, 2020 dan 2021, kami mengasumsikan bahwa produksi dan pengiriman akan lebih rendah 40 persen dari yang awalnya kami rencanakan," ujar Faury kepada surat kabar Die Welt.

Baca juga: Airbus Bakal Pangkas 2.300 Karyawan?

Menurut Faury, produksi akan kembali normal pada tahun 2025 mendatang.

Terkait pemutusan hubungan kerja alias PHK karyawan, sumber menyebut sekira ada pemangkasan 14.000 hingga 20.000 pegawai berdasarkan target 40 persen tersebut.

Angka itu merupakan jumlah pegawai yang dibutuhkan untuk memproduksi beragam jenis pesawat jetliner.

 

Adapun sumber lain mengatakan, kemungkinan jumlah pegawai yang terdampak PHK di bawah 25.000 orang.

Divisi helikopter dan pertahanan disebut bakal terdampak PHK karyawan.

"Ini adalah fakta yang brutal, namun kami harus melakukannya. Ini tentang penyesuaian yang dibutuhkan untuk menghadapi penurunan produksi yang masif. Ini tentang mengamankan masa depan kami," ungkap Faury.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com