Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Pandemi Covid-19, Produksi Batu Bara Diproyeksi Masih Capai Target

Kompas.com - 30/06/2020, 14:09 WIB
Rully R. Ramli,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) optimis produksi batu bara masih mencapai target tahun 2020, yakni sebesar 550 juta ton.

Pasalnya, produksi sampai dengan Mei sudah hampir mencapai separuh target tersebut.

Direktur Pembinaan Pengusahaan Batu Bara Direktorat Jenderal Minerba Kementerian ESDM Sujatmiko mengatakan, produksi batu bara sampai dengan Mei kemarin mencapai 228 juta ton, atau setara 42 persen target tahun 2020.

Baca juga: Harga Batu Bara Merosot, Pendapatan Kuartal I 2020 Adaro Turun

Dengan masih menyisakan 6 bulan lagi, Sujatmiko optimis produksi batu bara masih akan sesuai target, meski pandemi Covid-19 masih membayangi.

"Kalau kita bandingkan 7 bulan ke depan target produksi bisa tercapai, regardless kondisi Covid dan sebaginya," ujarnya dalam sebuah diskusi virtual, Selasa (30/7/2020).

Kendati demikian, realisasi penggunaan batu bara untuk keperluan dalam negeri atau domestic market obigation (DMO) sampai dengan Mei lalu masih rendah.

Tercatat, sampai dengan Mei 2020 lalu realisasi DMO batu sebesar 44 juta ton, atau baru mencapai 28 persen dari target 155 juta ton.

Baca juga: Dua BUMN Ini Akan Buat Batu Bara Jadi Bahan Bakar Alternatif

Sujatmiko menjelaskan, hal tersebut diakibatkan anjloknya konsumsi listrik industri pada saat aturan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Padahal, industri ketenagalistrikan menjadi pengguna terbesar batu bara dalam negeri.

"Sampai Mei ini kondisinya karena pandemi , banyak industri yang enggak jalan sebagaimana adanya, termasuk kantor, mal dan sebagainya. Maka, permintaan listrik memang turun. Akibatnya pemakaian batu bara untuk pemenuhan kebutuhan listrik DMO turun," tutur Sujatmiko.

Meskipun begitu, Sujatmiko optimis DMO batu bara akan terus meningkat dalam jangka waktu panjang, seiring dengan dikembangkannya teknologi energi ramah lingkungan atau green energy.

"DMO ini kami yakin ke depan makin meningkat, karena memang listrik akan berkembang," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Whats New
Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Whats New
Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com