Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lahirkan Wirausaha Baru di Indonesia, Kemenkop Siapkan Beragam Program

Kompas.com - 30/06/2020, 18:14 WIB
Elsa Catriana,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Kementerian Koperasi dan UKM Arif Rahman Hakim mengatakan, saat ini jumlah pengangguran di Indonesia masih besar.

Ia menyebut hingga saat ini tercatat ada 6 juta lebih masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan.

"Melihat hal ini kami terdorong untuk membuat potensi-potensi baru, salah satunya yaitu menumbuhkan atau melahirkan para wirausaha baru di Indonesia. Minimal setiap tahunnya kami melahirkan 500.000 pelaku wirausaha baru di tanah air, memang cukup besar tapi kita optimis bisa," ungkapnya dalam jumpa pers secara virtual, Selasa (30/6/2020).

Baca juga: Aplikasi Wirausaha Ini Bantu UMKM agar Naik Kelas

Arif juga mengatakan, guna mendorong dan menciptakan wirausaha baru, diperlukan bantuan-bantuan dari berbagai pihak baik dari kementerian, lembaga, BUMN maupun pihak swasta.

Dalam hal ini Kemenkop UKM yang berfungsi sebagai kementerian yang membawahinya, memiliki tugas untuk memanage agar tujuan dalam potensi tersebut bisa tepat sasaran.

"Kami akan menyiapkan beberapa kegiatan atau program-program untuk mendorong tujuan ini," katanya.

Pertama, adalah dengan membuat peta potensi kewirausahaan. Dengan adanya peta potensi ini bisa memberikan gambaran mengenai seberapa besar potensi kewirausahaan yang akan muncul di satu daerah.

"Misalnya aja ada satu kabupaten dengan jumlah penduduk sekian, kita lihat berapa banyak penduduk yang memiliki pendidikan perguruan tinggi di sana, kejuruan apa saja yang ada di sana, sehingga kita bisa tahu seberapa besar potensi yang akan tumbuh nanti disana," jelasnya.

Baca juga: Jakarta Berpeluang Ciptakan Banyak Wirausaha Muda

Kedua, melakukan sinergitas dan koordinasi dengan kementerian-kementerian terkait untuk menciptakan kewirausahaan nasional dalam waktu ke waktu.

Dengan melakukan sinergitas, Kemenkop UKM tidak akan bekerja sendirian.

Ketiga, meningkatkan keinginan masyarakat untuk berwirausaha. Arif berpendapat meningkatkan keinginan dalam berwirausaha, merupakan hal yang sangat perlu, karena menurutnya masih banyak masyarakat yang belum memiliki minat untuk berwirausaha.

"Makanya nanti kami meminta lembaga yang berhubungan dengan rumah tangga seperti BKKBN, Kementerian Pendidikan atau Kementerian Agama untuk berperan dalam meningkatkan keinginan masyarakat dalam berwirausaha," jelasnya.

Baca juga: Mau Mulai Bisnis? Simak 5 Mitos tentang Wirausaha

Di samping itu, lanjut dia, perlu juga peran dari perguruan tinggi. Semua perguruan tinggi di Indonesia diminta untuk berperan dalam mendorong mahasiswa-mahasiswanya supaya mau berinvestasi dan mau berwirausaha.

"Seperti yang saya bilang tadi, melahirkan wirausaha baru sebanyak 500.000 per tahun itu besar. Tapi saya yakin dan optimis, dengan melakukan sinergitas dan koordinasi ini bisa tercapai," jelas dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

ICDX Targetkan Transaksi Komoditi Syariah Capai Rp 2,5 Triliun

ICDX Targetkan Transaksi Komoditi Syariah Capai Rp 2,5 Triliun

Whats New
Ketentuan Cuti Melahirkan ASN akan Diperbarui, Termasuk bagi ASN Pria

Ketentuan Cuti Melahirkan ASN akan Diperbarui, Termasuk bagi ASN Pria

Whats New
THR Lebaran 2024: Cara Menghitung, Kriteria Penerima, hingga Sanksi

THR Lebaran 2024: Cara Menghitung, Kriteria Penerima, hingga Sanksi

Work Smart
Memburu Penerimaan Negara Tanpa Menaikkan PPN

Memburu Penerimaan Negara Tanpa Menaikkan PPN

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 Maret 2024

Spend Smart
Info Pangan 19 Maret 2024: Beras Masih Mahal, Harga Telur Naik Tembus Rp 34.000

Info Pangan 19 Maret 2024: Beras Masih Mahal, Harga Telur Naik Tembus Rp 34.000

Whats New
Investor Menanti Kebijakan Suku Bunga The Fed, Harga Emas Dunia Naik

Investor Menanti Kebijakan Suku Bunga The Fed, Harga Emas Dunia Naik

Whats New
IHSG Bakal Bangkit? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Bangkit? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Mendagri Minta Pemda Salurkan THR dan Gaji Ke-13 Tepat Waktu

Mendagri Minta Pemda Salurkan THR dan Gaji Ke-13 Tepat Waktu

Whats New
Menanti Kebijakan The Fed, Wall Street Hijau

Menanti Kebijakan The Fed, Wall Street Hijau

Whats New
Percepat Revisi PP 96/2021, Indonesia Incar Kempit 61 Persen Saham Freeport

Percepat Revisi PP 96/2021, Indonesia Incar Kempit 61 Persen Saham Freeport

Whats New
Manajemen: BCA Mobile dan myBCA Akan Berjalan Bersamaan dalam Jangka Waktu Panjang

Manajemen: BCA Mobile dan myBCA Akan Berjalan Bersamaan dalam Jangka Waktu Panjang

Whats New
Perbedaan Inflasi dan Deflasi serta Untung Ruginya bagi Ekonomi

Perbedaan Inflasi dan Deflasi serta Untung Ruginya bagi Ekonomi

Whats New
Ini 4 Perusahaan Terindikasi 'Fraud' Rp 2,5 Triliun yang Diungkap oleh Sri Mulyani

Ini 4 Perusahaan Terindikasi "Fraud" Rp 2,5 Triliun yang Diungkap oleh Sri Mulyani

Whats New
[POPULER MONEY] Polemik Kenaikan PPN 12 Persen | Sri Mulyani Laporkan Dugaan 'Fraud' 4 Debitor LPEI

[POPULER MONEY] Polemik Kenaikan PPN 12 Persen | Sri Mulyani Laporkan Dugaan "Fraud" 4 Debitor LPEI

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com