Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dirut Holding BUMN Tambang Dicecar DPR Soal Penerbitan Obligasi 2,5 Miliar Dollar AS

Kompas.com - 30/06/2020, 18:47 WIB
Rully R. Ramli,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi VII DPR RI menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan holding industri tambang BUMN PT Indonesia Asahan Alumunium (Persero) atau yang biasa disebut MIND ID, beserta anak usaha holding.

Salah satu topik yang dibahas ialah mengenai langkah penerbitan obligasi MIND ID di indeks pasar saham global sebesar 2,5 miliar dollar AS.

Direktur Utama MIND ID Orias Petrus Moedak mengatakan, langkah tersebut dilakukan guna membayar utang akuisisi PT Freeport Indonesia yang akan segera jatuh tempo.

Sebagaimana diketahui, pada saat proses akuisi PT Freeport Indonesia, Inalum melakukan penerbitan surat utang sebesar 4 miliar dollar AS. Surat utang tersebut memiliki waktu jatuh tempo yang berbeda-beda.

Baca juga: Holding BUMN Tambang Akuisisi 20 Persen Saham Vale Indonesia

"Untuk yang 3-5 tahun waktu kami melihat Covid-19 ini apabila ini berdampak negatif pada operasi kami akan kesulitan. Kami mencari pendaanaan 1 miliar. Kami langsung masuk ke pasar melakukan refinancing, menerbitkan pinjaman," tuturnya dalam gelaran RDP, Selasa (30/6/2020).

Lebih lanjut Orias menjelaskan, melalui dana segar tersebut, MIND ID akan melakukan buyback terhadap surat utang yang lama. Dengan demikian, pihaknya bisa mendapatkan utang baru dengan bunga lebih rendah 0,7 persen yakni sebesar 5,4 persen.

"Kami membeli obligasi lama dengan tenor yang lebih panjang," katanya.

Merespon pernyataan tersebut, Anggota Komisi VII DPR RI Fraksi Partai Demokrat Muhammad Nasir mengaku bingung dengan langkah tersebut. Menurutnya, MIND ID justru memperburuk kinerja keuangan dengan menambah utang.

"Utang kok dibayar utang," ujarnya.

Baca juga: Erick Thohir Tunjuk Antam Kelola Tambang Emas Milik Heru Hidayat

Orias menjawab, penerbitan obligasi diperlukan guna membayar kewajiban surat utang sebelumnya, selama Freeport Indonesia belum mampu produksi secara maksimal kembali hingga tahun depan.

Selain itu, dengan larisnya obligasi di pasar saham, Orias menilai investor memiliki kepercayaan terhadap prospek jangka panjang MIND ID .

"Karena mereka melihat kemampuan kita mereka membayar. Kita harus cari cara untuk bayar," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com