Dengan begitu para pelanggan tak hanya bisa menikmati hidangan saja tapi juga ikut aksi sosial berbagi bersama.
"Sebenarnya cara orang untuk berbagi itu beda-beda dan kami melihat saat ini teman-teman driver juga ikut terpukul kan, jadi saya kira ini cara yang tepat. Kami melakukan kebaikan seperti ini dengan melibatkan para customer kami dan ini sudah kami lakukan selama tiga bulan," ungkapnya.
Sementara itu mengenai bahan baku, Uyul mengaku tidak memiliki masalah. Sejauh ini ketersediaan bahan baku untuk produksi makanan dan minumannya masih aman.
Baca juga: OJK Restui Bukopin Rights Issue, Masyarakat Mohon Tenang
Sementara mengenai harga bahan baku yang kadang mahal seperti harga cabai tidak terlalu berdampak pada bisnisnya.
Uyul mengakui, jika bisnis makanan dan minumannya tidak bergerak dan tidak memiliki berbagai insiatif, maka bisa saja usahanya sudah gulung tikar. Namun ia menolaknya. Berbagai usaha dilakukan untuk tetap bertahan di tengah pandemi.
"Sebenarnya bagi saya yang saya lakukan ini adalah survive mode buat bisnis saya. Model small bussines kayak yang saya jalani ini kalau enggak bergerak dan melakukan berbagai hal mungkin bisa mati, makanya harus ngelakuin sesuatu kayak gini," ucapnya.
Baca juga: 10 Taktik Bangkit setelah Hadapi PHK (Bagian 1)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.