JAKARTA, KOMPAS.com - Mewabahnya pandemi Covid-19 memukul hampir seluruh sektor. Namun, pelaku UMKM menjadi pihak yang dinilai terpukul paling telak.
Presiden Komisaris Sea Group Pandu P Sjahrir menyebutkan ada 3 tantangan utama yang dihadapi pelaku UMKM selama pandemi Covid-19 mewabah di tanah air.
"Pertama adalah dari segi pasokan. Semenjak diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSSB) hampir di seluruh wilayah, banyak para UMKM kita mengalami kesulitan untuk mendapatkan bahan baku," ujarnya saat jumpa pers secara virtual, Kamis (2/7/2020).
Baca juga: Kementan: Jamur Enoki Selain dari Green Co Ltd Korsel Aman Dikonsumsi
Belum lagi, kata dia, PSBB membuat distribusi logistik juga ikut terganggu yang membuat barang kiriman yang dipesan atau yang dibeli menjadi lama diterima.
Tantangan Kedua adalah masalah cashflow. Banyak pelaku UMKM yang merasakan pendapatannya menurun akibat tidak adanya pelanggan yang membeli produk semenjak PSBB dan physical distancing diberlakukan.
Selain itu, para pelaku UMKM juga kesulitan mendapatkan pinjaman modal.
"Sudah pendapatan menurun, biaya untuk produksi sedikit mahal, ditambah lagi sulitnya akses peminjaman modal yang membuat cashflow mereka menjadi terganggu," kata dia.
Tantangan ketiga yakni dari anjloknya permintaan. Ketidakpastian pasar membuat permintaan akan barang yang dijual oleh para UMKM menjadi berpengaruh.
Baca juga: Nasabah Korban Gagal Bayar Tolak Proposal Perdamaian KSP Indosurya
Apalagi semenjak ada pandemi membuat kebutuhan para konsumen berubah. Ia berpendapat saat ini banyak masyarakat yang lebih membutuhkan produk-produk kesehatan seperti hand sanitizer dan masker dibandingkan kebutuhan lainnya.
Sementara itu Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki mengatakan hal yang serupa. Ia menyebut keadaan UMKM saat ini sangat berbeda pada saat krisis di tahun 1998.
"Kalau di tahun 1998 UMKM bisa menjadi penopang ekonomi kita, saat ini justru sebaliknya. Pelaku UMKM lah yang paling banyak terdampak baik dari segi demand maupun dari segi ketersediaan bahan baku," kata dia.
Baca juga: Luhut Bilang Bank Dunia Naikkan Kelas RI Jadi Negara Upper Middle Income, Ini Faktanya
Oleh sebab itu kata dia, pihaknya telah memiliki beberapa cara untuk membantu para UMKM untuk bisa bertahan hidup.
"Misalnya saja dengan beberapa program pelatihan, kami sudah banyak membuat program-program pelatihan untuk mendampingi mereka. Kami pun juga sudah melakukan banyak kerja sama dengan perusahaan e-commerce di Indonesia untuk memberikan mereka pelatihan dan pendampingan agar mereka mau terjun ke market digital," ucapnya.
Teten berharap dengan masuknya para UMKM ke market digital paling tidak bisa membantu para UMKM untuk mendapatkan pemasukan di tengah pandemi Covid-19 ini.
Baca juga: Ekonom: Penyelamatan Bank Bukopin Jadi Prioritas Utama
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.