Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Tantangan Utama yang Dihadapi UMKM Selama Pandemi Covid-19

Kompas.com - 02/07/2020, 15:00 WIB
Elsa Catriana,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mewabahnya pandemi Covid-19 memukul hampir seluruh sektor. Namun, pelaku UMKM menjadi pihak yang dinilai terpukul paling telak.

Presiden Komisaris Sea Group Pandu P Sjahrir menyebutkan ada 3 tantangan utama yang dihadapi pelaku UMKM selama pandemi Covid-19 mewabah di tanah air.

"Pertama adalah dari segi pasokan. Semenjak diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSSB) hampir di seluruh wilayah, banyak para UMKM kita mengalami kesulitan untuk mendapatkan bahan baku," ujarnya saat jumpa pers secara virtual, Kamis (2/7/2020).

Baca juga: Kementan: Jamur Enoki Selain dari Green Co Ltd Korsel Aman Dikonsumsi

Belum lagi, kata dia, PSBB membuat distribusi logistik juga ikut terganggu yang membuat barang kiriman yang dipesan atau yang dibeli menjadi lama diterima.

Tantangan Kedua adalah masalah cashflow. Banyak pelaku UMKM yang merasakan pendapatannya menurun akibat tidak adanya pelanggan yang membeli produk semenjak PSBB dan physical distancing diberlakukan.

Selain itu, para pelaku UMKM juga kesulitan mendapatkan pinjaman modal.

"Sudah pendapatan menurun, biaya untuk produksi sedikit mahal, ditambah lagi sulitnya akses peminjaman modal yang membuat cashflow mereka menjadi terganggu," kata dia.

Tantangan ketiga yakni dari anjloknya permintaan. Ketidakpastian pasar membuat permintaan akan barang yang dijual oleh para UMKM menjadi berpengaruh.

Baca juga: Nasabah Korban Gagal Bayar Tolak Proposal Perdamaian KSP Indosurya

Apalagi semenjak ada pandemi membuat kebutuhan para konsumen berubah. Ia berpendapat saat ini banyak masyarakat yang lebih membutuhkan produk-produk kesehatan seperti hand sanitizer dan masker dibandingkan kebutuhan lainnya.

Sementara itu Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki mengatakan hal yang serupa. Ia menyebut keadaan UMKM saat ini sangat berbeda pada saat krisis di tahun 1998.

"Kalau di tahun 1998 UMKM bisa menjadi penopang ekonomi kita, saat ini justru sebaliknya. Pelaku UMKM lah yang paling banyak terdampak baik dari segi demand maupun dari segi ketersediaan bahan baku," kata dia.

Baca juga: Luhut Bilang Bank Dunia Naikkan Kelas RI Jadi Negara Upper Middle Income, Ini Faktanya

Oleh sebab itu kata dia, pihaknya telah memiliki beberapa cara untuk membantu para UMKM untuk bisa bertahan hidup.

"Misalnya saja dengan beberapa program pelatihan, kami sudah banyak membuat program-program pelatihan untuk mendampingi mereka. Kami pun juga sudah melakukan banyak kerja sama dengan perusahaan e-commerce di Indonesia untuk memberikan mereka pelatihan dan pendampingan agar mereka mau terjun ke market digital," ucapnya.

Teten berharap dengan masuknya para UMKM ke market digital paling tidak bisa membantu para UMKM untuk mendapatkan pemasukan di tengah pandemi Covid-19 ini.

Baca juga: Ekonom: Penyelamatan Bank Bukopin Jadi Prioritas Utama

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Whats New
Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Whats New
Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Whats New
Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Spend Smart
Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Whats New
Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Whats New
Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Whats New
Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Whats New
Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Whats New
Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Whats New
Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Whats New
Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Whats New
Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Whats New
Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com