JAKARTA, KOMPAS.com - Organisasi Buruh Internasional (ILO) mengatakan, jumlah jam kerja yang hilang di seluruh dunia pada semester pertama 2020, secara signifikan memburuk dari perkiraan sebelumnya.
Bahkan ILO memprediksi, tingginya ketidakpastian perekonomian selama pandemi virus corona (Covid-19) akan menambah jumlah pengangguran lebih banyak pada semester II-2020.
"Sementara tingginya ketidakpastian pemulihan pada pertengahan tahun kedua tidak memadai untuk kembali ke tingkat sebelum pandemi. Bahkan, dalam skenario terbaik dan berisiko untuk melihat berlanjutnya hilangnya pekerjaan dalam skala besar," demikian ILO mengingatkan dalam keterangan tertulisnya, Kamis (2/7/2020).
Baca juga: Dampak Corona, Jumlah Pengangguran Bisa Tembus 12,7 Juta di 2021
Menurut hasil survei ILO, terdapat penurunan 14 persen dari jam kerja global selama kuartal I 2020, yang setara dengan hilangnya 400 juta pekerjaan penuh waktu (berdasarkan 48 jam kerja seminggu).
Hal ini merupakan peningkatan tajam dari perkiraan yang sebelumnya pernah diterbitkan pada 27 Mei, yaitu penurunan jam kerja sebesar 10,7 persen atau setara 305 juta pekerjaan.
"Hal baru ini mencerminkan memburuknya situasi di banyak wilayah selama beberapa minggu belakangan, terutama di perekonomian berkembang," tulis ILO.
Secara regional, persentase hilangnya jam kerja pada kuartal kedua yakni Amerika (18,3 persen), Eropa dan Asia Tengah (13,9 persen), Asia dan Pasifik (13,5 persen), Negara-negara Arab (13,2 persen), dan Afrika (12,1 persen).
Baca juga: 3 Tantangan Utama yang Dihadapi UMKM Selama Pandemi Covid-19