Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Antivirus, Kalung Eucalyptus Kementan Dipasarkan Agustus 2020

Kompas.com - 06/07/2020, 13:30 WIB
Yohana Artha Uly,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Kementerian Pertanian (Kementan) meluncurkan beberapa inovasi produk berbasis eucalyptus, salah satunya berbentuk kalung.

Produk kalung yang diyakini bisa membunuh virus corona ini akan dipasarkan Agustus 2020.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementan Fajdry Jufry mengatakan, kalung ini tidak memiliki klaim sebagai anti virus melainkan sebagai aksesoris kesehatan yang disebut kalung aromaterapi eucalyptus.

Baca juga: Sederet Klaim Kementan Soal Kalung Ajaib Eucalyptus Anticorona

Untuk pemasarannya, ijin edar dari BPOM sebagai obat tradisional.

Namun, berdasarkan penelitian dan pengujian Balitbangtan Kementan secara in-vitro di laboratorium memiliki aktivitas anti virus, baik terhadap virus influenza maupun virus corona.

"Kalung (akan dipasarkan) pada bulan Agustus 2020 menunggu izin edar BPOM," kata dia dalam konferensi pers di Kantor Balai Besar Penelitian Veteriner Kementan, Bogor, Senin (6/7/2020).

Ia menjelaskan, perusahaan yang bakal memproduksi kalung tersebut yakni PT Eagle Indopharma (Cap Lang), yang perjanjian kerjasamanya telah di teken pada Mei 2020 lalu.

Fajdry menjelaskan, terkait adanya tulisan anti virus dalam produk kalung tersebut, itu merupakan bentuk prototipe, yang tentunya tidak akan dipasarkan.

Pemasaran akan menggunakan tampilan lainnya yang memang sesuai dnegan ijin edar BPOM.

"Ini ada tulisan anti virus corona karena prototype. Jadi penyemangat untuk teman-teman peneliti bahwa kita akan menuju ke sana (antivirus corona)," katanya.

Baca juga: Kementan soal Kalung Antivirus: Ini Bukan Obat Oral, Ini Bukan Vaksin...

Ia menjelaskan, produk kalung merupakan aksesoris aromaterapi yang didesain dalam bentuk seperti name tag sehingga mudah dibawa kemana saja tanpa khawatir tertinggal atau tercecer.

Produk aksesoris aromaterapi ini dalam dunia luas bisa saja didesain sebagai gantungan kunci, kipas, bolpen atau bentuk lainnya yang memberikan aromaterapi.

Produk kalung aromaterapi Balitbangtan diformulasikan berbasis minyak Eucalyptus sp. dan didesain dengan teknologi nano dalam bentuk serbuk dan dikemas dalam kantong berpori.

Dengan teknologi nano, ukuran partikel bahan aktif menjadi sangat kecil dan luas permukaannya menjadi sangat besar. Dengan demikian, luas bidang kontaknya menjadi sangat besar dan dapat menekan penggunaan bahan aktif.

Produk ini mengeluarkan aroma secara lepas lambat (slow release) sehingga berfungsi sebagai aromaterapi selama jangka waktu tertentu.

 

Baca juga: Kementan akan Produksi Kalung Eucalyptus, Ini Tanggapan Akademisi UGM

Untuk mendapatkan efek aromaterapi yang optimal, penggunaannya dilakukan dengan cara menghirup aroma dari lubang-lubang kemasannya.

"Ini kan aksesoris kesehatan, bisa di hirup dan ini bisa bunuh virus corona yang ada di sekitar kita," kata Fadjry.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Ganjar Sebut IKN Tak Harus Andalkan Investor, Pengamat: Kalau Saling Menunggu, Ya Tidak Jadi Dibangun...

Ganjar Sebut IKN Tak Harus Andalkan Investor, Pengamat: Kalau Saling Menunggu, Ya Tidak Jadi Dibangun...

Whats New
Di Hadapan Pengusaha, Anies Baswedan: BUMN Tidak Boleh Mematikan Swasta...

Di Hadapan Pengusaha, Anies Baswedan: BUMN Tidak Boleh Mematikan Swasta...

Whats New
Dipicu Diskon, Penjualan Eceran Meningkat hingga November 2023

Dipicu Diskon, Penjualan Eceran Meningkat hingga November 2023

Whats New
TikTok Shop “Come Back”, Pelanggan Sudah Bisa Belanja 12.12

TikTok Shop “Come Back”, Pelanggan Sudah Bisa Belanja 12.12

Whats New
Saham GOTO Malah Anjlok Setelah TikTok Resmi Masuk Tokopedia, Ini Sebabnya Kata Analis

Saham GOTO Malah Anjlok Setelah TikTok Resmi Masuk Tokopedia, Ini Sebabnya Kata Analis

Whats New
Per November 2023, Pemerintah Kantongi Rp 16,24 Triliun dari Pajak Digital

Per November 2023, Pemerintah Kantongi Rp 16,24 Triliun dari Pajak Digital

Whats New
TikTok Shop Buka Lagi, Manajemen Surati Mantan 'Seller' untuk Kembali Berjualan

TikTok Shop Buka Lagi, Manajemen Surati Mantan "Seller" untuk Kembali Berjualan

Whats New
Wujudkan Indonesia Maju 2045, PT PII Dukung Pembangunan Infrastruktur Indonesia melalui Skema Creative Financing

Wujudkan Indonesia Maju 2045, PT PII Dukung Pembangunan Infrastruktur Indonesia melalui Skema Creative Financing

Whats New
TikTok-GoTo Resmi Berkongsi, Menkop: Jangan Jual Barang Impor Ilegal

TikTok-GoTo Resmi Berkongsi, Menkop: Jangan Jual Barang Impor Ilegal

Whats New
Cak Imin Kritik Kartu Prakerja, Manajemen: Kita Tidak Melatih Orang Menonton YouTube

Cak Imin Kritik Kartu Prakerja, Manajemen: Kita Tidak Melatih Orang Menonton YouTube

Whats New
Efisiensi Logistik lewat Teknologi Digital, Manfaat dan Tantangannya

Efisiensi Logistik lewat Teknologi Digital, Manfaat dan Tantangannya

Whats New
Budaya Kerja Positif Kunci Sukses Perusahaan

Budaya Kerja Positif Kunci Sukses Perusahaan

Whats New
Digitalisasi Berkembang Pesat, Ini Kiat untuk Menguatkan Keamanan Cloud

Digitalisasi Berkembang Pesat, Ini Kiat untuk Menguatkan Keamanan Cloud

Whats New
Tips Memilih Produk Asuransi dari OJK, Ini yang Harus Diperhatikan

Tips Memilih Produk Asuransi dari OJK, Ini yang Harus Diperhatikan

Earn Smart
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com