Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kadin Ramal Ekonomi Kuartal II Terkontraksi 6 Persen, Ini Penyebabnya

Kompas.com - 06/07/2020, 14:30 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) memprediksi perekonomian nasional pada kuartal II-2020 akan terkontraksi hingga 6 persen.

Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Kadin Gita Wirjawan mengatakan, berbagai sentimen berpotensi menggerus pertumbuhan ekonomi nasional, mulai dari stimulus pemerintah yang dinilai lambat hingga merosotnya konsumsi rumah tangga.

"Kami di Kadin berpendapat bahwasanya akan terjadi kontraksi pertumbuhan ekonomi antara -4 persen sampai -6 persen di kuartal II - 2020," ujar Gita dalam keterangan tertulis, dikutip Senin (6/7/2020).

Baca juga: BCA Pertahankan Posisi Pertama untuk Indonesia’s Most Valuable Brand

Mantan menteri perdagangan itu menilai lambatnya penyerapan anggaran stimulus Covid-19 di berbagai sektor, akan berimbas kepada pemulihan perekonomian nasional.

"Penyerapan anggaran stimulus kesehatan 1,54 persen, perlindungan sosial 28,63 persen, insenstif usaha 6,8 persen, korporasi 0 persen dan sektoral pada 3,65 persen, ini akan membuat tekanan terhadap pemulihan kesehatan, jejaring pengamanan sosial dan perekonomian menjadi lebih berat," tuturnya.

Kemudian, Gita juga menyoroti neraca perdagangan nasional. Meskipun mampu mencatatkan surplus pada bulan April dan Mei, hal tersebut diakibatkan anjloknya impor yang lebih cepat dibandingkan ekspor.

Baca juga: Tokopedia Laporkan Oknum yang Jual 91 Juta Data Pelanggannya ke Polisi

Hal tersebut kemudian akan berdampak terhadap produktifitas nasional.

"Mengingat peran golongan bahan baku atau penolong yang cukup berarti, sekitar 70 persen dari total impor sampai akhir Mei tahun ini," katanya.

Sementara itu, Gita juga memprediksi realisasi penanaman modal asing juga akan mengalami penurunan pada kuartal II-2020, dibandingkan kuartal I-2020 yang sudah terkontraksi 9,2 persen.

Baca juga: Penumpang KRL Membludak, PT KCI Minta Pengusaha Atur Jam Kerja Karyawannya

Bukan hanya dari sisi perdagangan dan investasi, daya beli ataupun konsumsi dalam negeri juga diproyeksi masih akan rendah. Hal tersebut terefleksikan dengan penurunan indeks penjualan riil sebesar -16,9 persen di bulan April secara tahunan dan -22,9 persen di bulan Mei secara tahunan.

"Dan penurunan indeks keyakinan konsumen sebesar -33,8 persen di bulan April dan -39,3 persen di bulan Mei," kata Gita.

Untuk mengatasi hal tersebut, Gita menilai pemerintah perlu melakukan pembenahan pelaksanaan stimulus Covid-19.

Baca juga: Setelah Garuda dan Lion Air, Giliran Sriwijaya yang Kurangi Karyawan

Salah satunya dengan cara mengevaluasi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 23 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Program Pemulihan Ekonomi Nasional dalam Rangka Mendukung Kebijakan Keuangan Negara untuk Penanganan Pandemi Covid-19.

"Hal tersebut dikarenakan beberapa alasan termasuk belum adanya unsur penjaminan yang berkenan terhadap sistem perbankan untuk dilakukannya program restrukturisasi terhadap banyak debitur atau pengusaha UMKM, BUMN, dan lain lain," ucap Gita.

Baca juga: Menteri Edhy Soal Eksportir Benih Lobster: Siapa yang Mendaftar, Kami Terima...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Whats New
Voucher Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Voucher Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Earn Smart
Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Whats New
IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Whats New
Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Whats New
Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Whats New
Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Whats New
Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Spend Smart
Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Whats New
Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Whats New
Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com