Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Efisiensi Energi jadi Cara Industri untuk Bertahan saat Krisis Covid-19

Kompas.com - 07/07/2020, 15:28 WIB
Anggara Wikan Prasetya,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Pandemi Covid-19 tak hanya berdampak pada sektor kesehatan, tetapi juga memiliki dampak yang besar terhadap sektor industri.

“Angka Purchasing Managers Index (PMI) di sektor industri manufaktur sangat turun mencapai 25-26 dari yang tadinya menyentuh angka 50-an,” kata Direktur Konservasi Energi Hariyanto.

Pernyataan itu ia sampaikan saat membuka seminar online yang digelar Direktorat Jenderal (Dirjen) Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Selasa (7/7/2020).

Topik seminar online itu adalah Penerapan Manajemen Energi Dalam Mengurangi Dampak Pandemi Covid-19 di Sektor Industri yang digelar.

Baca juga: Pada 2025, Ditjen EBTKE Target PLTBG Capai Kapasitas 5,5 GW

Hariyanto melanjutkan, angka PMI tersebut menunjukkan sektor industri di Indonesia tidak berkembang akibat pandemi Covid-19.

Oleh karena itu, imbuh dia, seminar online itu digelar sebagai sarana saling berbagi pengalaman berbagai pihak industri mengenai upaya penerapan manajemen energi untuk mengurangi dampak Covid-19.

Menurut Haryanto, Kementerian ESDM terus berupaya menjalankan upaya efisiensi dan konservasi energi.

Upaya itu dilakukan berdasarkan Undang-undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi dan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) 70 Tahun 2009 tentang Konservasi Energi. UU dan Perppu tersebut mengatur bagaimana melakukan manajemen energi.

Baca juga: Pagu Inisiatif Kementerian ESDM Rp 6,84 Triliun, Menteri Arifin: Untuk Kepentingan Rakyat

Adapun, pertumbuhan ekonomi dan industri pengolahan non-migas pada triwulan I tahun 2020 mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya.

Pernyataan itu disampaikan salah satu narasumber, yakni Kepala Bidang Manajemen dan Fasilitasi Industri Hijau Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Emmy Suryandari.

Pada Triwulan I tahun 2020 ini, pertumbuhan industri hanya 2,01 persen. Sementara itu, pertumbuhan tahun lalu adalah 4,80 persen.

“60 persen industri hard hit atau mengalami guncangan cukup berat, sehingga butuh waktu lebih lama dan dukungan pemerintah agar bisa segera bangkit,” ujar Emmy.

Ia melanjutkan, industri semacam itu contohnya adalah indusri keramik, dan tekstil. Dampak kian terasa karena industri seperti itu biasanya menampung banyak tenaga kerja.

Konservasi energi yang menguntungkan

Konservasi atau penghematan energi pun menjadi salah satu cara industri untuk bisa bertahan di tengah krisis Covid-19.

Menurut data yang disampaikan Emmy dari Program Penghargaan Industri Hijau Kemenperin, penghematan energi sebesar 12.673 terajoule (TJ) pada 2018 dapat menghemat pengelaran mencapai Rp 1,8 triliun.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com