Menurut Risma, saat ini banyak warga yang terpaksa menjalani isolasi selama satu minggu, atau lebih, setelah dinyatakan reaktif Covid-19 melalui pemeriksaan cepat atau rapid test. Waktu isolasi yang lama disebabkan banyaknya antrean sampel usap karena Pemerintah Kota Surabaya memiliki keterbatasan mesin PCR beserta kelengkapannya.
Selama proses isolasi, selain tidak dapat bekerja, mereka juga kerap mendapatkan stigma negatif dari masyarakat.
"Maka itu, saya berterima kasih kepada Sampoerna, yang sudah memberikan banyak bantuan kepada kami di Surabaya. Mudah-mudahan, peralatan ini bisa langsung kita gunakan. Kami memang menunggu (peralatan ini)," ujar Risma.
Mesin PCR tersebut langsung dibawa ke Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Jalan Gayungsari, Surabaya untuk dipasang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.