JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo meminta perbankan aktif mendukung sektor pertanian dalam negeri.
Caranya dengan memberikan kemudahaan akses kredit bagi petani. Ia bilang, prospek bisnis sektor pertanian cukup menjanjikan bagi bank.
Syahrul mengatakan, di tengah pandemi Covid-19 yang memukul perekonomian, sektor pertanian tetap mengalami pertumbuhan, sementara sektor pariwisata, properti, dan industri justru melemah. Ini menunjukkan bisnis sektor pertanian tetap menjanjikan ditengah guncangan ekonomi.
Baca juga: Mentan: Bisnis Pertanian Paling Menjanjikan di Tengah Pandemi
Pertumbuhan terjadi karena sekalipun kebijakan penutupan wilayah diberlakukan tetap saja seluruh penduduk membutuhkan pangan.
Terlebih lagi, kesadaran masyarakat kian meningkat untuk memenuhi kebutuhan gizi guna menjaga daya tahan tubuh di tengah pandemi.
Dengan demikian, permintaan terhadap produk pertanian tentu akan terus meningkat, apalagi di saat vaksin atau obat khusus Covid-19 juga belum ditemukan.
"Sekarang ini kan orang-orang butuh makan apalagi buah dan sayur agar lebih punya gizi buat tubuh yang kuat," ujar Syahrul dalam webinar BNI: Percepatan Sektor Ekonomi Pemenang Fase New Normal, Rabu (8/7/2020).
Baca juga: Asuransi Pertanian Penting bagi Petani untuk Hadapi Kemarau, Mengapa?
Kementerian Pertanian mencatat, pada kuartal I-2020 sektor pertanian tumbuh 9,46 persen, demikian pula dengan penjualan online produk pangan yang naik 24,89 persen.
Sementara, e-commerce bahan pokok volume permintaannya naik 5-10 kali dan 80 persen konsumen berencana terus belanja online.
Data tersebut mencerminkan, adanya peluang bagi perkembangan bisnis sektor pertanian yang bahkan kini sudah merambah digitalisasi. Peluang ini bisa dimanfaatkan bank untuk terlibat didalamnya dengan penyaluran kredit.
"Ruang bagi bisnis di bidang pertanian jadi sesuatu yang punya arti bagi perbankan. Rakyat butuh upaya-upaya yang kuat untuk menggerakkan ekonominya, perbankan harus masuk dengan manajemennya," kata dia.
Syahrul mengatakan, perbankan perlu menyadari memiliki peran penting di bidang ekonomi di tengah pandemi dan harus mampu menjadi penyangga bagi kehidupan masyarakat.
Maka, perbankan harus melakukan penyesuaian dengan kondisi ekonomi di tengah pandemi, yakni dengan memberikan kemudahan akses kredit bagi petani.
"Petani butuh modal untuk bibit, pupuk, dan sebagainya, masuk saja di situ. Sepanjang prosedurnya jelas dan memenuhi standar-standar yang ada, maka tidak ada masalah pertanian yang rugi, ini berdasarkan pengalaman saya," kata dia.
Baca juga: SDA Melimpah, Mengapa Petani Indonesia Sulit untuk Sejahtera?
Inspektur Jenderal Kementan Gatot Irianto menambahkan, perbankan bisa masuk untuk memberikan stimulus dari hulu, budidaya, hingga hilir sektor pertanian. Mulai dari masa tanam, produksi, hingga pengolahan dan pemasaran hasil pertanian.
Menurutnya, bank bisa berperan sebagai subsistem penunjang yang tidak hanya menyalurkan pembiayaan, tapi juga menjadi penghubung antara penyedia sarana produksi (supplier), petani (producer), serta konsumen (buyer), sehingga proses bisnis bisa berjalan lebih efisien.
"Tentunya dengan mempermudah akses antara subsistem dengan cara cepat, mudah, dan murah. Kalau bank bisa memainkan peran ini, maka sebenernya bank bisa jadi mesin penggerak," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.