Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Batang, Dulu Dikenal Jalur Angker, Kini Diincar Investor

Kompas.com - 10/07/2020, 11:23 WIB
Muhammad Idris

Penulis

“Prosesnya sangat intensif. Kami langsung ‘ketuk pintu’ perusahaan satu per satu, untuk meyakinkan bahwa Indonesia adalah lokasi yang tepat bagi pabriknya," ujar Bahlil.

"Luar biasa tantangannya. Tapi justru disitulah BKPM harus bekerja kreatif dan responsif. Kita lakukan pendekatan yang tidak biasa. Dan alhamdulillah sudah ada hasilnya di tahap awal ini,” kata dia lagi.

Baca juga: Erick Thohir: Investor yang Ingin Berinvestasi di KIT Batang Tak Perlu Beli Lahan

Diungkapkan Bahlil, selain tujuh perusahaan tersebut, terdapat tujuh belas investor lain yang telah menyampaikan minatnya untuk melakukan relokasi atau diversifikasi industrinya ke Indonesia.

Salah satunya yaitu investor asal Korea Selatan yakni LG Chemicals yang menyampaikan komitmennya akan membangun industri baterai kendaraan terintegrasi dengan smelter.

Untuk satu perusahaan saja, rencana nilai investasi LG Chemicals diperkirakan mencapai 9,8 miliar dollar AS dan menyerap hingga 14.000 tenaga kerja.

“BKPM melalui tim satuan tugas (satgas) khusus relokasi investasi berkomitmen untuk mengawal proses relokasi ini dan terus melakukan negosiasi dengan berbagai perusahaan untuk dapat menarik lebih banyak investor yang bersedia merelokasi usahanya ke Indonesia dari negara lain,” kata Bahlil.

Letak Kabupaten Batang terbilang stretegis yang berada di lintasan Tol Trans Jawa dan Kereta Api Jakarta-Surabaya. Daerah ini juga lokasinya tak jauh dari Pelabuhan Tanjung Emas di Semarang.

Baca juga: Cerita Baru dari PLTA Batang Toru, Energi Terbarukan dan Masa Depan

Meski demikian, jauh sebelum dilirik investor, Batang adalah kawasan yang sering diidentikan dengan Alas Roban. Sebuah ruas jalan nasional yang merupakan bagian dari Jalur Pantura yang membelah hutan di kabupaten ini.

Dulunya, lantaran kontur jalannya yang meliuk-liuk dan curam karena wilayahnya yang berbukit-bukit, banyak terjadi kecelakaan yang terkadang dikaitkan dengan kejadian-kejadian mistis.

Untuk mengurangi kecelakaan di Alas Roban, saat ini pemerintah sudah membangun jalur baru yang berdampingan dengan jalur lama yang dibangun yang lebih ramah terhadap pengendara kendaraan.

Tak perlu beli lahan

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, investor luar negeri yang ingin berinvestasi di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Jawa Tengah tak perlu membeli lahan.

Baca juga: Pemerintah Pastikan Pembangunan PLTU Batang Rampung Sesuai Target

Para investor, lanjut Erick, cukup menyewa lahan tersebut secara jangka panjang.

“Melalui PTPN III, kami yang akan membebaskan lahan sehingga tanah seluruh kawasan ini menjadi milik BUMN dan akan memudahkan, serta meyakinkan kerjasama dengan investor yang datang untuk menanamkan modal dengan cara sewa lahan berjangka panjang," ujar Erick dalam keterangannya.

Erick menambahkan, nantinya perusahaan-perusahaan plat merah akan membantu menyediakan fasilitas di KIT Batang.

Misalnya, Perkebunan Nusantara dan PPTN IX akan menyediakan lahan dan memproses konversi HGU ke HPL, PT PP bersama PT KIW akan merencanakan master development, Pelindo III akan mengelola pelabuhan dan Pertamina akan menyediakan jaringan gas dan bahan bakar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com