Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lonjakan Angka Kasus Covid-19 IHSG Kembali Tertekan Pekan Depan

Kompas.com - 12/07/2020, 15:30 WIB
Ade Miranti Karunia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di pasar perdagangan bursa pekan depan diperkirakan masih terus tertekan.

Analis dari Anugerah Mega Investama Hans Kwee memproyeksikan faktornya tak lain, masih tingginya jumlah masyarakat yang didiagnosis positif terkena virus corona (Covid-19).

"Beberapa sentimen yang mungkin mempengaruhi pergerakan IHSG pada pekan depan adalah peningkatan kasus Covid-19 di pekan ini dan perkiraan akan berlanjut di pekan depan menjadi sentimen negatif pasar saham," katanya melalui keterangan tertulis, Minggu (12/7/2020).

Baca juga: Akhiri Pekan, IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Menurutnya, adanya peluang penyebaran virus Covid-19 lewat udara seperti yang disampaikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bakal menjadi sentimen negatif pasar. Sementara, perkembangan obat remdesivir yaitu obat antivirus Gilead Sciences akan menjadi sentimen positif di pasar bursa.

"Perkembangan vaksin Covid-19 salah satunya dari Moderna yang akan memasuki fase 3 menjadi sentimen positif bagi pasar. Tetapi vaksin harus melewati 4 fase sebelum diproduksi massal," katanya.

Selain itu, yang membuat pergerakan saham bakal tertekan, menurut analisisnya adalah perintah Mahkamah Agung untuk membuka catatan keuangan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Lantaran bakal membuat peluang Trump terpilih kembali menjadi lebih sulit karena berpotensi mengungkap sesuatu yang buruk.

Sementara itu, lanjut Hans Kwee, di bulan Juli ini, pelaku pasar sedang menantikan data laba korporasi untuk kuartal II 2020.

"Laporan laba bila lebih baik dari harapan pelaku pasar akan mendorong pergerakan yang positif, tetapi bila terjadi sebaliknya akan cenderung mendorong pasar saham terkoreksi," ujarnya.

Dari keseluruhan analisis tersebut diperkirakan, IHSG berpeluang konsolidasi menguat dengan support di level 4.985-4885 dan resistance di level 5.111-5.150.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com