Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Terjun ke Pasar, Rupiah Ditutup Menguat

Kompas.com - 13/07/2020, 16:40 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada penutupan perdagangan di pasar spot kembali menguat.

Mengutip data Bloomberg Senin (13/7/2020) rupiah ditutup pada level Rp 14.425 per dollar AS atau menguat 10 poin, sebesar 0,07 persen dibandingkan penutupan sebelumnya Rp 14.435 per dollar AS.

Direktur PT.TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan penguatan rupiah sore ini terdorong oleh sentimen positif, terkait dengan penelitian obat penawar virus corona, yang sampai saat ini terus di lakukan uji coba baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

Baca juga: Terpilih Jadi Deputi Gubernur BI, Ini Profil Doni Primanto Joewono

Selain itu, langkah Bank Indonesia yang hari ini melakukan intervensi di pasar Valas, Obligasi dan SUN diperdagangan DNDF guna menjaga stabilitas mata uang rupiah dan membendung sentimen negatif dari merebaknya pandemi virus corona di dalam negeri.

“Intervensi tersebut bisa menahan keluarnya arus modal asing dari pasar keuangan dalam negeri dan sudah tentu pelemahan mata uang rupiah tertahan dan tak terduga rupiah kembali memasuki zona aman dengan menguat tipis,” kata Ibrahim.

Peningkatan jumlah kasus Covid-19 di Indonesia dalam minggu ini mencetak rekor tertinggi bahkan akan bersaing dengan China sehingga pemerintah perlu memaspadai hal tersebut. Ibrahim mengatakan, apabila situasi tidak segera kondusif, maka ini akan menjalar ke sektor lainnya yaitu sektor ekonomi dan keuangan.

Baca juga: Perpanjang STNK Bisa via Aplikasi Gojek, Begini Caranya

“Kalau kondisi ini berlangsung terus, bukan tidak mungkin kembali ke situasi sebelumnya, yaitu pengetatan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Bila itu terjadi, maka masyarakat harus kembali dalam rumah, kegiatan perekonomian terhenti, kegiatan keagamaan terhenti, kegiatan sosial terhenti,” kata dia.

Dari ekternal, muncul harapan perang dagang antara AS dan China akan berakhir, hal ini diungkapkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) yang menegaskan tak berfikir untuk melanjutkan kesepakatan dagang tersebut.

Di sisi lain, pengembangan vaksin Covid-19 oleh Gilead Sciences Inc bernama Redemsivir, menjadi sentimen positif pasar. Ini karena vaksin yang menjalani uji klinis terbukti mampu mengurangi risiko kematian secara signifikan dan memulihkan kondisi pasien Covid-19 yang parah.

Baca juga: Pemerintah Segera Suntik PLN Rp 9,6 Triliun, untuk Apa?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com