Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[WAWANCARA DIRUT GARUDA] Status Dana Talangan Masih "Insyaallah"....

Kompas.com - 16/07/2020, 14:17 WIB
Bambang P. Jatmiko

Penulis

Selain itu, pesawat yang kami renegosiasi juga memenuhi regulasi yang ada. Beberapa airport memberikan ketentuan usia maksimal pesawat. Kami bisa memastikan usia pesawat tersebut sesuai regulasi.

Selain pesawat, bagaimana dengan utang yang harus dibayar? 

Sukuk kami restrukturisasi lebih panjang 3 tahun, dan ini biasa ketika perusahaan hadapi kondisi yang tidak sesuai rencana. Namun problemnya, bagaimana meyakinkan para pemberi dana ini punya kepastian jangka panjang di tengah situasi seperti ini?

Ketika sukuk direstrukturisasi 3 tahun, tentu ada syaratnya yaitu 75 persen pemegang sukuk setuju, proposal restrukturisasi bisa diterima. Alhamdulillah beberapa hari setelah masuk proposal, mereka setuju.

Baca juga: Hingga Juli 2020, Utang Garuda Indonesia Rp 32 Triliun

Kami juga sudah berbicara dengan pemegang sukuk terbesar, mereka juga setuju dengan restrukturisasi ini.

Hal ini menandakan bahwa proposal yang kami ajukan realistis. Mereka melihat ada dukungan pemerintah kepada Garuda. Investor juga melihat rencana bisnis kami sehingga mereka percaya.

Apakah ini ada kaitannya dengan dana talangan dari pemerintah?

Berita mengenai dana talangan muncul setelah kami selesai renegosiasi dari sukuk.

Bagaimana status dari dana talangan yang akan diberikan ke Garuda?

Jadi mekanismenya adalah kemenkeu mengumumkan itu, dan ini membutuhkan persetujuan DPR. DPR pun sudah menyetujui. Namun demikian, masih ada proses yang berkelanjutan.

Jadi, kalau boleh dibilang, dana talangan ini statusnya masih Insyaallah dan belum Alhamdulillah, ha..ha..ha..

Diskusi masih belum selesai, karena mekanismenya tidak segampang itu: diumumkan kemudian dana cair. Masih ada pembicaraan lanjutan mengenai berapa nilai persisnya?Kemudian dikucurkan melalui lembaga apa? Menggunakan instrumen apa? Itu masih banyak yang harus didiskusikan

Yang menjadi pertanyaan, mengapa pemerintah tidak suntik modal sekalian? Garuda itu adalah public company, ada pemegang saham lainnya. Kalau public company yang memasukkan modal tambahan, yang lain harus ikut menyuntikkan modal.

Baca juga: Nasib Saham CT Corp di Garuda Saat Pemerintah Talangi Rp 8,5 Triliun

Pertanyaannya, market cap berapa besar? Mau nggak terdilusi?

Kalau saya pemegang saham kemudian terdilusi besar, pasti tidak mau. Kami managemen tidak boleh mengesampingkan pemegang saham minoritas.

Dana talangan rencananya akan digunakan untuk apa?

Yang jelas, ketika Anda minta duit, duit ini dipastikan bisa memberikan kehidupan ke depan dan tidak dihabiskan untuk "masa lalu".

Bahasa terangnya untuk working capital dan Memastikan Garuda Indonesia bisa beroperasi ke depan.

Kami yang jelas ingin memastikan semuanya berjalan transparan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Whats New
Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Whats New
Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Whats New
Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Whats New
Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Whats New
KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

Whats New
Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Whats New
Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Work Smart
Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Whats New
Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com