Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menakar Kontraksi Ekonomi di Kuartal II 2020...

Kompas.com - 17/07/2020, 18:30 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2020 memang belum diumumkan. Namun hampir pasti, pertumbuhan ekonomi bakal terkontraksi kian dalam.

Kian dalamnya kontraksi ekonomi pada kuartal II 2020 dapat terlihat dari pertumbuhan ekonomi di kuartal I 2020. Di kuartal I, pertumbuhan ekonomi menurun jadi 2,97 persen. Padahal pemerintah baru mengumumkan kasus Covid-19 pada Maret 2020.

Chief Economist PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, Ryan Kiryanto menyatakan perlunya mencermati pertumbuhan ekonomi di kuartal I 2020.

Baca juga: BI: Pertumbuhan Kredit Baru Terindikasi Kontraksi 33,9 Persen di Kuartal II 2020

"Sejak Januari ekonomi masih oke, Februari masih oke, baru mulai pertengahan Maret sampai hari ini, menjadi tidak oke karena Covid-19 dan ada kebijakan PSBB," kata Ryan dalam diskusi daring, Jumat (17/7/2020).

Adanya PSBB membuat konsumsi rumah tangga anjlok. Konsumsi yang biasanya berada di atas 5 persen, hanya mampu berkontribusi sekitar 2,84 persen pada kuartal I.

Hal serupa juga terjadi pada belanja pemerintah sebesar 3,74 persen dan PMTB turun jadi 1,07 persen dari 5,03 persen pada kuartal I 2019.

"Ini potret sebelum ada Covid-19. Jadi kita bisa bayangkan pertumbuhan ekonomi kuartal II hampir pasti akan mengalami kontraksi, bisa -3 persen sampai -4 persen. Singapura saja terkontraksi -41,2 persen, tapi Singapura baik-baik saja karena mereka akan rebound," ujar Ryan.

Kemudian di kuartal I, kontribusi tersier yang terdiri dari perdagangan, transportasi, informasi dan komunikasi, jasa keuangan, serta pariwisata masih berkontribusi sebesar 4,62 persen.

Menurut Ryan, tingkat kontribusi bakal bergeser di kuartal II dan kuartal III. Kontribusi sektor primer akan naik, sektor sekunder stagnan, dan tersier akan mengecil.

"Karena PSBB kuartal II belum dicabut, dan kuartal III-IV kita belum optimal melakukan konsumsi. Recovery dari sektor tourism mungkin akan lebih lama," sebut Ryan.

Untuk meningkatkan konsumsi, perlu didorong dari sisi demand. Sisi penawaran yang sudah tersedia mulai dari pelonggaran dan injeksi likuiditas harus dibarengi dengan permintaan kredit.

"Melalui program bansos yang ada di PEN, seperti PKH dan sebagainya dimaksudkan untuk mendorong permintaan. mudah-mudahan ke depannya makin bagus," pungkas dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Daftar Saham yang Cuan dan Boncos dalam Sepekan

Daftar Saham yang Cuan dan Boncos dalam Sepekan

Whats New
Patrick Waluyo Bakal Jadi Bos Baru GOTO, Bagaimana Prospek Kinerja ke Depan?

Patrick Waluyo Bakal Jadi Bos Baru GOTO, Bagaimana Prospek Kinerja ke Depan?

Whats New
Sampaikan Permohonan Maaf, Lion Air Beberkan Alasan Penerbangan Sering 'Delay'

Sampaikan Permohonan Maaf, Lion Air Beberkan Alasan Penerbangan Sering 'Delay'

Whats New
PTPN III Sosialisasikan Percepatan Transformasi Digital

PTPN III Sosialisasikan Percepatan Transformasi Digital

Whats New
Mentan SYL Ajak Petani Kolaborasi Hadapi Perubahan Iklim

Mentan SYL Ajak Petani Kolaborasi Hadapi Perubahan Iklim

Whats New
Hitung-hitungan JK, soal Pemerintah Bayar Utang Rp 1.000 Triliun per Tahun

Hitung-hitungan JK, soal Pemerintah Bayar Utang Rp 1.000 Triliun per Tahun

Whats New
Bappebti: Jumlah Investor Kripto Naik Signifikan, tapi Jumlah Transaksinya Turun

Bappebti: Jumlah Investor Kripto Naik Signifikan, tapi Jumlah Transaksinya Turun

Whats New
Kemendesa PDTT Bakal Fasilitasi Proses Paten 21 Teknologi Tepat Guna

Kemendesa PDTT Bakal Fasilitasi Proses Paten 21 Teknologi Tepat Guna

Whats New
DOID Bakal Tebar Dividen Senilai Rp 106,3 Miliar

DOID Bakal Tebar Dividen Senilai Rp 106,3 Miliar

Whats New
Pelindo dan DLH Semarang Kumpulkan 1,7 Ton Sampah di Pantai Tirang

Pelindo dan DLH Semarang Kumpulkan 1,7 Ton Sampah di Pantai Tirang

Whats New
Pekan Pertama Juni 2023, Rp 4,87 Triliun Dana Asing Masuk ke RI

Pekan Pertama Juni 2023, Rp 4,87 Triliun Dana Asing Masuk ke RI

Whats New
Sri Mulyani: Logistik Indonesia Kalah Kompetitif dengan Negara Tetangga dan Negara Berkembang

Sri Mulyani: Logistik Indonesia Kalah Kompetitif dengan Negara Tetangga dan Negara Berkembang

Whats New
Pertamina Resmi Kelola 100 Persen Blok East Natuna

Pertamina Resmi Kelola 100 Persen Blok East Natuna

Whats New
Pertamina Cetak Laba Terbesar Sepanjang Sejarah, tapi Masih Kalah Jauh dari Petronas

Pertamina Cetak Laba Terbesar Sepanjang Sejarah, tapi Masih Kalah Jauh dari Petronas

Whats New
Pembayaran 'Cashless' Makin Meningkat, VISA: Faktor Pandemi Turunkan Penggunaan Uang Tunai

Pembayaran "Cashless" Makin Meningkat, VISA: Faktor Pandemi Turunkan Penggunaan Uang Tunai

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com