JAKARTA, KOMPAS.com - Penghapusan surat izin keluar masuk (SIKM) wilayah DKI Jakarta dinilai bisa meningkatkan kembali animo masyarakat menggunakan transportasi umum untuk berpergian.
Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Organisasi Angkutan Darat (Organda) Ateng Aryono mengatakan, penghapusan SIKM bisa membuat masyarakat kembali menggunakan transportasi publik dibandingkan dengan mencari angkutan ilegal.
“Hal ini membuat manajemen demand sangat bagus, namun tidak menghilangkan niatan orang dan mengurangi celah angkutan pribadi yang bertindak sebagai angkutan umum yang selama ini tidak ada penindakan tegas,” ujar Ateng dalam keterangan tertulisnya, Senin (20/7/2020).
Baca juga: Mengenal Sandwich Generation yang Banyak Dijumpai di Negara Berkembang
Secara garis besar, Ateng mengatakan pengguna angkutan umum cukup naik pada era normal baru. Sebab masyarakat sudah kembali beraktivitas secara normal, dengan tetap menaati protokol kesehatan yang berlaku.
“Saat ini ini okupansi 20-30 persen, kalau masa PSBB itu kan bener-bener tinggal 10 persen. Untuk itu kami tidak mematok target yang spesifik setelah ditiadakan (SIKM)," kata Ateng.
Ateng pun berharap pemerintah pusat maupun pemerintah daerah memperluas buy the service pelayanannya. Hal ini juga terkait ketersediaan bus dan dampak adanya penurunan pendapatan karena keterbatasan mengangkut penumpang.
Baca juga: Membandingkan Utang RI Vs Malaysia, Mana Lebih Banyak Berutang?
Hal senada juga disampaikan, Sekretaris Jenderal Masyrakat Transportasi Indonesia (MTI), Harya S. Dillon. Menurutnya, membebani pengusaha dan pekerja angkutan umum bertolak belakang dengan semangat gotong-royong di masa yang sulit ini.
“Kita ketahui Presiden menyerukan pemberian stimulus dan keringanan pada pelaku usaha dan masyarakat, bukan sebaliknya. Sangat ironis masyarakat yang terhantam krisis justru dibebani biaya pemeriksaan kesehatan ketika anggaran untuk kesehatan baru terserap kurang dari 7 persen,” ucap dia.
Dia pun berharap, permasalahan soal biaya rapid test untuk syarat berpergian tak membebani para pelaku usaha di jasa transportasi.
Baca juga: Lowongan Kerja Terbaru, Lembaga Ini Cari Pegawai di Banyak Posisi
“Sangat ironis apabila masalah biaya rapid testing memperdalam dampak krisis. bahkan presiden sudah memberi arahan tegas agar Menteri Kesehatan bijak,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Umum DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan Hanafi menilai akan meningkatkan niat masyarakat untuk bepergian dengan tetap menjaga prosedur kesehatan.
“Saya masih optimis peniadaan SIKM merupakan salah satu pemulihan ekonomi di masa pandemi Covid-19,” kata Yukki.
Baca juga: PLN Minta Masyarakat Tidak Main Layangan Dekat Jaringan Listrik
Yukki pun mendorong industri transportasi baik orang maupun barang bersinergi untuk membuat langkah-langkah strategis dalam membangun ketahanan terhadap pandemi Covid-19.
“Kita butuh komitmen dan tekad Indonesia untuk memastikan sistem logistik dan konektivitas transportasi secepatnya segera bergairah,” ungkapnya.
Baca juga: Ini 10 Kota di Dunia dengan Miliarder Terbanyak
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.