Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rudiyanto
Direktur Panin Asset Management

Direktur Panin Asset Management salah satu perusahaan Manajer Investasi pengelola reksa dana terkemuka di Indonesia.
Wakil Ketua I Perkumpulan Wakil Manajer Investasi Indonesia periode 2019 - 2022 dan Wakil Ketua II Asosiasi Manajer Investasi Indonesia Periode 2021 - 2023.
Asesor di Lembaga Sertifikasi Profesi Pasar Modal Indonesia (LSPPMI) untuk izin WMI dan WAPERD.
Penulis buku Reksa Dana dan Obligasi yang diterbitkan Gramedia Elexmedia.
Tulisan merupakan pendapat pribadi

Pengaruh COVID-19 Terhadap Kinerja Saham: Studi Kasus China dan AS

Kompas.com - 20/07/2020, 14:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Kinerja Indeks Saham China dan Amerika Serikat

Per 17 Juli 2020, total kasus Covid-19 di China mencapai 83.660 dan meninggal 4.634 orang. Sementara itu di AS, total kasus mencapai 3.833.716 dan meninggal 142.881 orang

Dengan menggunakan COVID-19 sebagai acuan, seharusnya kinerja saham di Amerika Serikat akan negatif dan kinerja saham di China akan positif.

Berdasarkan kinerja Shanghai Stock Exhange Composite Index (SHCOMP) sebagai acuan untuk saham China dan Index S&P 500 (SPX) sebagai acuan untuk saham Amerika Serikat, dari awal tahun hingga 17 Juli 2020 yang diambil dari situs Bloomberg, sebagai berikut:

Kinerja Year To Date 17 Juli 2020 Indeks Komposit Shanghai vs S&P 500

dok Rudiyanto/Bloomberg saham china as

Sejak awal tahun, kinerja SHCOMP ternyata sudah positif 5,38 persen sesuai dengan pemulihan ekonomi dan aktivitas di sana. Sementara SPX juga sudah hampir kembali ke level awal tahun dengan pertumbuhan -0.19 persen.

Sebagai gambaran, Indonesia sendiri yang belum menunjukkan tanda-tanda kasus melandai dan PSBB yang masih diperpanjang, sejak awal tahun hingga tanggal 17 Juli 2020 membukukan kinerja -20,56 persen.

Pasar AS Cepat Pulih

Mengapa kinerja saham di Amerika Serikat bisa pulih dengan cepat, walaupun COVID-19 masih menjadi masalah besar di negara tersebut?

Untuk COVID-19, memang benar untuk kasus penderita baru mengalami pertambahan. Namun untuk tingkat kematian mengalami perkembangan positif dari yang sebelumnya di atas 2000 orang per hari menjadi di bawah 1000 orang per hari.

Kemudian dengan banyaknya kasus pasien dengan gejala ringan atau tidak ada gejala sama sekali, membuat sebagian dari perekonomian tetap berjalan seperti biasa. Dengan demikian, perekonomian tidak benar-benar berhenti seluruhnya.

Baca juga: New Normal, Harapan Pemerintah Pulihkan Ekonomi dari Dampak Pandemi

Dalam konteks pasar modal, nilai / harga dari indeks saham merupakan faktor dari permintaan dan penawaran. Jika permintaan lebih besar dari penawaran, maka harga akan naik. Sebaliknya jika permintaan lebih sedikit dari penawaran, maka harga akan turun.

COVID-19 membuat Bank Sentral di Amerika Serikat mengucurkan stimulus terbesar dalam sejarah ke sektor keuangan dan sektor riil. Bentuk stimulus bisa dalam bentuk relaksasi syarat pinjaman, pemberian pinjaman, hingga bantuan langsung tunai.

Stimulus ini membuat uang yang beredar di masyarakat bertambah. Dalam konteks pasar modal, uang beredar sama dengan permintaan. Secara tidak langsung, kebijakan stimulus membuat permintaan lebih besar dari penawaran sehingga harga paper asset seperti saham mengalami kenaikan.

Mengapa IHSG di Indonesia belum pulih di awal tahun meskipun bank sentral juga melakukan kebijakan yang sama?

Dalam kondisi ketidakpastian , dana asing cenderung akan lebih memilih untuk membeli aset di negara maju dibandingkan negara berkembang (flight to quality). Dengan hanya ditopang oleh dana investor individu dan institusi lokal, IHSG memang bisa naik tapi cenderung terbatas.

Dan ketika situasi sudah membaik dan dana asing kembali masuk, maka kombinasi dari investor lokal dan asing baru bisa membuat IHSG mengalami kenaikan lebih cepat.

Faktor COVID-19 memang akan menjadi penghambat kenaikan. Namun seiring dengan berjalannya waktu, bukan lagi menjadi satu-satunya penyebab harga saham naik turun.
Demikian artikel ini, semoga bermanfaat

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Whats New
Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Whats New
Kemenag Pastikan Guru PAI Dapat THR, Ini Infonya

Kemenag Pastikan Guru PAI Dapat THR, Ini Infonya

Whats New
Harga Emas Antam Meroket Rp 27.000 Per Gram Jelang Libur Paskah

Harga Emas Antam Meroket Rp 27.000 Per Gram Jelang Libur Paskah

Whats New
Kapan Seleksi CPNS 2024 Dibuka?

Kapan Seleksi CPNS 2024 Dibuka?

Whats New
Info Pangan 29 Maret 2024, Harga Beras dan Daging Ayam Turun

Info Pangan 29 Maret 2024, Harga Beras dan Daging Ayam Turun

Whats New
Antisipasi Mudik Lebaran 2024, Kemenhub Minta KA Feeder Whoosh Ditambah

Antisipasi Mudik Lebaran 2024, Kemenhub Minta KA Feeder Whoosh Ditambah

Whats New
Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com