Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkeu Selandia Baru: Kondisi Perekonomian Lebih Baik dari yang Diproyeksi

Kompas.com - 20/07/2020, 16:12 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber Reuters

WELLINGTON, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Selandia Baru Grant Robertson menilai, kinerja perekonomian Selandia Baru lebih baik dari yang diproyeksikan sebelumnya.

Hal tersebut didorong oleh respon baik untuk ekonomi dan kesehatan yang dilakukan secara cepat selama pandemi virus corona (Covid-19) terjadi.

Untuk mengantisipasi risiko gelombang kedua, pemerintah pun berencana menyisihkan anggaran sebesar 9,16 miliar dollar AS dari keseluruhan anggaran pemulihan dan respon Covid-19 yang telah dialokasikan sejak Mei lalu.

"Perekonomian berjalan lebih baik dari yang dibayangkan, dan jauh lebih terbuka jika dibandingkan dengan berbagai negara lain di dunia," ujar Robertson seperti dikutip dari Reuters, Senin (20/7/2020).

Baca juga: Selama Corona, Netflix Panen Pelanggan Baru

"Kami ingin mengelola utang seketat mungkin, dan menjaga agar selalu siap jika kondisi buruk terjadi," lanjut dia.

Robertson mengatakan, pemerintah tak lagi memertimbangkan untuk memberikan dana langsung tunai, atau memberikan uang tunai langsung kepada setiap individu sebagai bagian dari kebijakan sebagai stimmulus perekonomian. Sebelumnya, hal tersebut sempat didiskusikan oleh pemerintah setempat Mei lalu.

"Dalam waktu dekat, ya (stimulus tersebut tak lagi di bahas)," ujar dia.

Dengan 22 orang kematian dan 1.204 kasus positif Covid-19, Selandia Baru dianggap sebagai salah satu negara yang sukses menangani pandemi.

Terakhir kali negara itu mengumumkan transmisi lokal virus corona adalah 80 hari yang lalu. Kini, kasus aktif Covid-19 di Selandia baru sebanyak 26 orang, dan seluruhnya tengah dikarantina.

Meski telah membuka kegiatan ekonomi hingga tingkat sebelum pandemi terjadi, Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern telah memperingatkan potensi gelombang II Covid-19 seperti yang dialami oleh negara lain di dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com