Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tentang Calon Vaksin Corona dari China yang Dikirim ke Indonesia

Kompas.com - 21/07/2020, 08:02 WIB
Muhammad Idris

Penulis

Sebagai informasi, uji klinis tahap ketiga merupakan bagian pengujian secara luas di beberapa negara. Itu lazim dalam produksi vaksin. Dengan turut uji klinis, jika uji klinis bakal vaksin ini berhasil, Indonesia mendapat prioritas dari produsen.

Di tahun pertama produksi pada 2021, Sinovac bisa memproduksi 150 juta dosis, 20 juta di antaranya akan dialokasikan ke Indonesia. Namun, peluang vaksin yang diuji di Indonesia belum tentu berhasil karena sejumlah vaktor.

Vaksin yang berhasil dikembangkan di China, belum tentu sesuai dengan kondisi di Indonesua. Semua vaksin juga ada risiko, misalnya memicu alergi atau hipersensitivitas.

Baca juga: 3 Negara yang Potensial Jadi Mitra RI Produksi Vaksin Covid-19

Selain dari Sinovac, dua bakal vaksin lain juga akan diuji klinis di Indonesia. Adapun vaksin dalam negeri dikembangkan Lembaga Eijkman dan dijadwalkan selesai awal 2021, sebelum siap diuji klinis.

Menurut Laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 15 Juli 2020, saat ini ada 160 bakal vaksin virus korona baru dikembangkan di sejumlah negara. Ada 26 bakal vaksin, di antaranya diuji coba ke manusia.

Salah satunya, bakal vaksin yang dikembangkan perusahaan milik Pemerintah China, Sinopharm, yang kini diuji klinis fase ketiga di Uni Emirat Arab dengan merekrut 15.000 partisipan.

Bakal vaksin lain yang akan memasuki uji klinis fase ketiga pada 27 Juli nanti dikembangkan perusahaan bioteknologi asal Amerika Serikat, Moderna. Pada tahap ini, Moderna merekrut 30.000 partisipan di AS. Uji klinis akan berlangsung sampai 27 Oktober 2022.

Baca juga: Genjot Bisnis Tak Perlu Tunggu Vaksin Corona

Bakal vaksin yang dikembangkan AstraZeneca dan University of Oxford juga akan memasuki uji klinis fase ketiga setelah hasil uji klinis fase pertama dipublikasikan di jurnal the Lancet.

Selain vaksin, uji klinis dilakukan terhadap terapi Covid-19. Daewoong Infion, perusahaan farmasi usaha bersama asal Korea Selatan, Daewoong Group, mengantongi izin dari Pemerintah Indonesia untuk melaksanakan uji klinis fase pertama terapi Covid-19 berbasis sel punca di Indonesia.

Dipesan BUMN

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengakui vaksin corona dari China telah tiba di Indonesia. Vaksin buatan Sinovac Biotech itu saat ini sedang dilakukan uji klinis di Indonesia.

“Iya memang vaksin Sinovac sudah sampai di Indonesia, sekarang dalam proses uji klinis tahap 3 di Bio Farma,” ujar Arya dalam keterangannya.

Baca juga: Kabar Bill Gates Diadili di India karena Vaksin Corona, Ini Faktanya

Arya menjelaskan, setelah melewati uji klinis, maka vaksin tersebut akan diproduksi di Indonesia. Menurut dia, banyak negara di dunia yang mengajak Indonesia untuk mengembangkan vaksin corona.

“Jadi Bio Farma memang posisinya di kalangan internasional dan dunia vaksin memang terkenal dan dianggap mampu melakukan pembuatan dan uji klinis. Jangan heran kalau Bio Farma memang dipercaya beberapa negara untuk diikutsertakan,” kata Arya.

Kendati begitu, Arya menambahkan, vaksin Sinovac Biotech itu perlu dilakukan uji coba. Apakah vaksin tersebut cocok dengan virus corona yang saat ini beredar di Indonesia.

“Saya dapat informasi vaksin Sinovac agak berbeda dengan yang lain, karena dia agak melebar, dia agak bisa untuk beberapa jenis virus corona yang berkembang. Jadi dicoba di China juga, saat ini kita proses juga coba itu,” ucap dia.

Baca juga: Sederet Klaim Kementan Soal Kalung Ajaib Eucalyptus Anticorona

(Sumber: KOMPAS.com/Ade Miranti | Editor: Sakina Setiawan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Whats New
KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

Whats New
Wamenkeu Sebut Suku Bunga The Fed Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Wamenkeu Sebut Suku Bunga The Fed Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Whats New
PNS yang Dipindah ke IKN Bisa Tempati Apartemen Mulai September

PNS yang Dipindah ke IKN Bisa Tempati Apartemen Mulai September

Whats New
RMKE: Ekspor Batu Bara Diuntungkan dari Pelemahan Rupiah

RMKE: Ekspor Batu Bara Diuntungkan dari Pelemahan Rupiah

Whats New
Antisipasi Darurat Pangan di Papua Selatan, Kementan Gencarkan Optimasi Lahan Rawa di Merauke

Antisipasi Darurat Pangan di Papua Selatan, Kementan Gencarkan Optimasi Lahan Rawa di Merauke

Whats New
Erick Thohir Minta Pertamina hingga MIND ID Borong Dollar AS, Kenapa?

Erick Thohir Minta Pertamina hingga MIND ID Borong Dollar AS, Kenapa?

Whats New
Nasabah Kaya Perbankan Belum 'Tersengat' Efek Pelemahan Nilai Tukar Rupiah

Nasabah Kaya Perbankan Belum "Tersengat" Efek Pelemahan Nilai Tukar Rupiah

Whats New
Apa Saja Penyebab Harga Emas Naik Turun?

Apa Saja Penyebab Harga Emas Naik Turun?

Work Smart
Bapanas Ungkap Biang Kerok Harga Tomat Mahal

Bapanas Ungkap Biang Kerok Harga Tomat Mahal

Whats New
Jadi BUMD Penyumbang Dividen Terbesar, Bank DKI Diapresiasi Pemprov Jakarta

Jadi BUMD Penyumbang Dividen Terbesar, Bank DKI Diapresiasi Pemprov Jakarta

Whats New
Kadin Sebut Ekonomi RI Kuat Hadapi Dampak Konflik di Timur Tengah

Kadin Sebut Ekonomi RI Kuat Hadapi Dampak Konflik di Timur Tengah

Whats New
Rupiah Tembus Rp 16.100, Menko Airlangga: karena Dollar AS Menguat

Rupiah Tembus Rp 16.100, Menko Airlangga: karena Dollar AS Menguat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com