Dalam rangka menyamakan persepsi terhadap produk-produk bahan bakar nabati, saat ini pemerintah sedang menyusun usulan nomenklatur untuk bahan bakar nabati.
Baca juga: Referendum Tolak Kelapa Sawit Indonesia Masuk Mahkamah Konstitusi Swiss
Nomenklatur tersebut, yaitu Biodiesel dengan kode B100, Bioetanol (E100), Bensin biohidrokarbon (G100), Diesel biohidrokarbon (D100), avtur biohidrokarbon (J100).
Adapun, Biodiesel/FAME/B100 adalah Bahan Bakar Nabati untuk aplikasi mesin/motor diesel berupa Ester Metil Asam Lemak (Fatty Acid Methyl Ester, FAME) yang terbuat dari minyak nabati atau lemak hewani melalui proses esterifikasi/transesterifikasi.
Solar/Diesel/B0 adalah bahan bakar jenis destilat yang digunakan untuk mesin diesel “compression ignition”.
Baca juga: 5 Orang Paling Tajir di Indonesia Berkat Sawit
Biodiesel FAME dalam BBM Diesel/Bx adalah Campuran xx%-volume biodiesel (FAME) dalam BBM Solar.
Green-diesel/diesel nabati/D100 adalah minyak hidrokarbon tanpa kandungan oksigenat untuk bahan bakar mesin diesel putaran tinggi yang berasal dari bahan nabati melalui berbagai teknologi proses tertentu.
Green-gasoline/bensin nabati/G100 adalah salah satu jenis bahan bakar minyak yang dimaksudkan untuk kendaraan roda dua, tiga, atau empat.
Secara sederhana, bensin nabati tersusun dari hidrokarbon rantai lurus, mulai dari C5 (petana) sampai dengan C11 dengan angka oktan atau Research Octane Number (RON) minimal 90.
Baca juga: Pemasaran Produk Kelapa Sawit Indonesia Mulai Ditolak di Swiss
Bioavtur/biojet/Jet-Biofuel/J100 adalah bakar bakar alternatif untuk pesawat terbang bermesin turbin dengan bahan baku dari sumber nabati yang dapat diperbaharui (renewable) melalui berbagai teknologi proses tertentu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.