3. Terus pantau
Wajib ditekankan, seorang perencana keuangan bukan manusia serba bisa. Perencana keuangan juga manusia yang penuh kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, para klien harus selalu mengawasi dan mengingatkan.
"Itulah fungsinya ada book plan. Book plan tadi akan membantu, kalau misalnya financial planner melenceng, kasih tahu di bukunya enggak seperti itu, lho. Kalau tujuan enggak tercapai, ingatkan dan tanyai bagaimana untuk mencapai target," ujar Eko.
Eko melanjutkan, seorang financial planner hanya berhak memberikan saran dan tidak boleh memegang akun klien seperti tugasnya manajer investasi dan sekuritas. Penempatan dana pun harus melalui persetujuan klien dan berdiskusi lebih lanjut.
Baca juga: Tips Keuangan untuk Anda yang Ingin Gelar Pernikahan Pasca Wabah Covid-19
Namun, keputusan tetap ada di tangan klien. Perencana keuangan bisa memberikan saran lain yang lebih relevan untuk si klien. Misalnya jika klien bertipe konsevatif hingga moderat, perencana keuangan bisa menyarankan produk investasi yang memiliki risiko lebih kecil dibanding saham.
Perencana keuangan juga harus memberi tahu konsekuensi dari setiap pilihan seorang klien, misalnya klien jadi harus berinvestasi dengan nominal yang lebih besar atau pencapaian tujuan tidak bisa secepat yang diinginkan.
"Intinya, sekuat apapun penjagaan dari luar, klien harus tetap mengawasi. Karena ketika uang itu sudah keluar, yakinlah kembalinya susah, di manapun itu. Jadi sebaiknya ketika uang belum keluar dari kantong, pertimbangkan dengan benar," pungkas Eko.
Baca juga: Buntut Keluhan Klien, Jouska Bakal Dipangggil Satgas Waspada Investasi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.