Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Transaksi Digital Terus Tumbuh Usai Pandemi, OJK Minta Bank Lakukan Ini

Kompas.com - 24/07/2020, 08:47 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan, di masa pandemi Covid-19, layanan perbankan digital menjadi sebuah hal yang harus difasilitasi oleh perbankan.

Ini lantaran kebutuhan akan transaksi digital yang tinggi. Namun demikian, pasca pandemi tentunya transaksin digital akan terus berlanjut dan menjadi tantangan ke depan bagi perbankan untuk beradaptasi.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Heru Kristiyana mengatakan, terjadinya pergeseran perilaku masyarakat dari ekonomi fisik ke ekonomi virtual membuat perbankan harus semakin baik ke depannya.

Baca juga: Transaksi Digital Melonjak 64,48 Persen Saat PSBB

Dia menuturkan, beberapa bank mengalami kenaikan transaksi nontunai cukup tinggi per harinya.

Misalnya, pertumbuhan transaksi hingga 6 juta per hari, pembukaan rekening online sampai dengan 5.100 rekening per hari, dan juga kenaikan transaksi online sampai dengan 75 persen per hari.

“Ini menandakan transksi digital sudah mnjadi keharusan dan harus dilakukan perbankan, kalau tidak mau ditinggalkan oleh nasabah. Saya kira mereka tidak akan mau lagi lari ke pelayanan konvensional setelah pandemi ini,” kata Heru melalui konferensi video di Jakarta, Kamis (24/7/2020).

Walau demikian, Heru mengingatkan perbankan untuk benar-benar menjaga keamanan transaksi yang dijalankan secara online.

Hal ini sangat penting mengingat di balik tawaran kemudahan oleh perbankan, tentunya sisi keamanan menjadi hal yang sangat ‘mengancam’.

Baca juga: Survei Visa: Masyarakat Indonesia Semakin Terbiasa Transaksi Non-Tunai

“OJK sudah memberikan dan mengeluaran POJK terkait dengan perbankan digital ini dengan batasan dan manfaatnya. Selain itu, aturan mengenai security, karena memang kita mnganggap penting dan ini harus ada agar perbankan bisa melayani dengan baik,” tambah dia.

Berdasarkan data OJK, saat ini transaksi offline sudah berkurang. Ini dibuktikan dengan penurunan jumlah nasabah yang ingin membuka kartu ATM, dan juga mulainya penutupan-penutupan kantor cabang perbankan saat ini.

“Ini menunjukkan konsumen tidak lagi mengandalkan ATM dan kantor cabang untuk melakukan transaksi,” ungkap Heru. 

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+