"Rencananya bulan Agustus pertengahan gitu awal kita buka kelas online, jadi alat bahan kami kirim, nanti menanam bareng didampingi secara online sama sampai panen. Untuk ikut kelas online masih di angka Rp 50.000 sampai Rp 100.000 sudah dapat bibit 2-3 jenis bibit tanaman," jelasnya.
Tak hanya itu, Ayo Nandur juga sedang mengembangkan paket pertanian hidroponik. Namun Arif menyebut untuk paket hidroponik masih dalam tahap riset untuk menyesuaikan apa yang dibutuhkan pelanggan serta bagaimana agar tak membebani pelanggan dengan ongkos kirimnya.
Startup lain yang bermain di sektor pertanian ialah Neurafarm. Neurafarm dikenal dengan produk aplikasi Dr. Tania yang spesial membantu petani berbasis kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) dan chatbot atau yang akrab dikenal sebagai personal assistant bagi petani untuk mengidentifikasi kondisi tanaman.
Baca juga: [POPULER MONEY] Soal Ribuan Orang Titipan BUMN | Heboh APBN Mengalir ke Rekening Pribadi
CEO Neurafarm Febi Agil Ifdillah menyebutkan pihaknya juga tak ketinggalan menangkap peluang tren berkebun di rumah saat masa pandemi. Febi menyebut jika urban farming sebenarnya bukan hanya sekadar hobi yang bisa dilakukan saat senggang.
Lebih jauh daripada itu, urban farming disebut dapat memiliki potensi lebih besar ke depan. Bahkan dapat hasil pertanian dari urban farming dapat menjadi potensi ekonomi yang cukup menjanjikan.
Neurafarm sendiri baru sebulan ini meluncurkan produk starter kit berkebun yang dibandrol Rp 40.000 hingga Rp 120.000. Jenis bibit yang dipasarkan di Neurafram mulai dari sayuran hingga tanaman herbal.
Pemasaran paket berkebun dilakukan secara offline dan online di marketplace. Neuarafram juga membuka peluang bagi mereka yang ingin menjadi reseller dari produk berkebunnya.
Baca juga: Luhut: Presiden Sehat-sehat Saja