JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pertamina (Persero) berencana membawa subholding untuk melantai di bursa saham, alias initial public offering (IPO).
Rencana tersebut dicanangkan setelah perseroan melakukan restrukturisasi sekaligus pengukuhan subholding pada Juni lalu.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, pihaknya memerlukan anggaran besar untuk pengembangan bisnis ke depan. Namun, kebutuhan biaya tersebut tidak bisa sepenuhnya berasal dari kas internal.
Baca juga: Pertamina Ajak Kimia Farma Produksi Bahan Baku Farmasi, Buat Apa?
Nice menjabarkan, untuk enam tahun ke depan, biaya investasi yang diperlukan perseroan mencapai 133 miliar dollar AS.
"Dari internal bisa 47 persen. IPO jadi opsi juga," katanya dalam diskusi virtual, Minggu (26/7/2020).
Menurut dia, opsi IPO menjadi lebih fleksibel ketimbang penerbitan surat utang atau global bond. Sebab, perseroan tidak perlu membayarkan pinjaman.
"IPO lebih fleksibel dan tidak harus kembalikan pokok dari pinjaman," ujarnya.
Pada kesempatan tersebut, Nicke memastikan langkah IPO tidak sama dengan privatisasi. Bahkan, menurutnya langkah tersebut juga tidak melanggar aturan yang tertuang dalam UU BUMN Nomor 19 Tahun 2003.
"Yang kami pahami adalah pelepasan saham negara ke publik, tidak ada privatisasi itu, kami tidak lepaskan saham Pertamina. Tidak berbenturan dengan pasal itu," katanya.
Baca juga: Ahok Sebut Karyawan di Bawah 40 Tahun Bisa Jabat Direksi Pertamina, Ini Syaratnya
Sebelumnya, Komisaris Utama, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, mengapresiasi langkah restrukturisasi direksi dan pengukuhan subholding hulu yang dilakukan perseroan pada pertengahan bulan Juni lalu.
Ahok mengatakan, dengan pengukuhan subholding Pertamina dan rencana IPO, masyarakat akan dapat secara nyata menjadi pemegang saham subholding.
"Dengan ada subholding ini, kita harapkan masyarakat semua bisa berpartisipasi memiliki Pertamina," katanya, dalam video yang diunggah oleh Pertamina, Rabu (16/7/2020).
Baca juga: Serikat Pekerja Gugat Erick Thohir, Pertamina Buka Suara Soal Restrukturisasi
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.