Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Diprediksi Lanjutkan Kenaikan, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Kompas.com - 28/07/2020, 08:06 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini diproyeksikan akan melanjutkan kenaikan. Kemarin, IHSG ditutup menguat 0,66 persen pada 5.116,67.

Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan, IHSG berpotensi menguat dengan ditopang sentimen positif dari stimulus fiskal pemerintah AS.

“Indeks bisa konsolidasi menguat terbatas, terdorong sentimen utama berupa kesepakatan 1 triliun dollar AS. Ini positif bagi pasar,” kata Hans kepada Kompas.com, Selasa (28/7/2020).

Baca juga: IHSG Sore Ini Ditutup Pada Zona Hijau

Tingginya harapan masyarakat mendapatkan paket lanjutan mendorong pergerakan indeks. Padahal tunjangan pengangguran yang akan digelontorkan sebesar 400 dollar AS per bulan hingga Desember, berbeda dengan sebelumnya, 600 dollar AS per bulan.

Di sisi lain, kenaikan laba industri China setelah negara tersebut berangsung mengalami pengurangan jumlah kasus Covid-19 menjadi sentimen positif. Sentimen positif juga datang dari bantuan dana penelitian untuk perusahaan bioteknologi Moderna yang sedang melakukan pengembangan vaksin Covid-19.

Walau demikian, tekanan indeks masih dibayangi oleh kelanjutan konflik China dan AS menyusul aksi saling tutup konsulat pada kedua Negara di Houston dan Chengdu. Risiko jangka pendek terbesar saat ini adalah salah satu negara baik AS maupun China melangkah lebih jauh dan melanggar kesepakatan perjanjian fase Satu.

Dari domestik, kekhawatiran pasar muncul dari penyebaran kasus Covid-19 yang banyak terjadi di perkantoran. Hal ini dinilai sangat mengkhawatirkan, karena ada kemungkinan jika berlanjut, akan berujung pada pemberhentian operasional perkantoran.

“Penyebaran Covid-19 di perkantoran, berbahaya kaerena kantor kalau ditutup bisa memperlambat pertumbuhan ekonomi,” jelas dia.

Hans memproyeksikan IHSG hari ini akan bergerak pada level support 5.074 sampai dengan 5.031 dan resistance pada level 5.149 sampai dengan 5.162.

Adapun rekomendasi teknikal dari tiga perusahaan sekuritas untuk perdagangan di Bursa Efek Indonesia hari ini, antara lain :

1. Artha Sekuritas
SSIA rekomendasi buy 370 sampai dengan 380, TP 390 – 400, stop loss 360.
SCMA rekomendasi buy 950 sampai dengan 975, TP 1.350 – 1.400, stop loss 630.
CTRA rekomendasi buy 640 – 660, TP 690– 710, stop loss 630.

2. Anugerah Mega Investama
JSMR area akumulasi di level 4.010 sampai 4.180, TP 4.270 – 4.450, area cut loss bila turun 3.930.
INAF rekomendasi buy back jika break level 2.990, TP 2.300 – 1.120, area sos level 2.930 – 2.350.
KAEF rekomendasi buy back jika break level 3.400, TP 2.140 – 1.270, area sos di level 3.330 – 2.490.

3. Panin Sekuritas
DOID rekomendasi speculative buy 260, TP 247 – 290, stop loss <252.
MAIN rekomendasi buy 650, TP 700 - 745, stop loss <600.
MIKA rekomendasi buy 2.350 sampai dengan 2.400, TP 2.500 – 2.550, stop loss <2.270

Baca juga: Akuisisi Rabobank, BCA Minta Restu Pemegang Saham Kamis Ini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com