Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Langkah Cerdas Atasi Masalah Keuangan di Tengah Virus Corona

Kompas.com - 28/07/2020, 10:38 WIB
Yohana Artha Uly,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

Sumber Forbes

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketika kasus virus corona menyebar di seluruh dunia, dan di Indonesia sudah melebihi 100.000 kasus, maka tetap sehat secara fisik adalah prioritas utama saat ini.

Tapi faktanya, ada persoalan lain yang juga perlu diperhatikan, yakni kondisi keuangan.

Pandemi Covid-19 membuat aktivitas ekonomi tersendat dan pelaku usaha sulit mendapatkan pemasukan.

Baca juga: Catat, Cara Mantap Dapatkan Penghasilan Tambahan dari Bisnis Makanan Rumahan

Alhasil, pemutusan hubungan kerja alias PHK karyawan menjadi langkah yang diambil untuk efisiensi, atau karena memang perusahaan sudah tak sanggup lagi beroperasi.

Ketidakpastian ekonomi saat ini mendorong terus terciptanya pengangguran dan kemiskinan. Tak menutup kemungkinan, hal ini bisa terjadi pada siapa saja, yang mungkin saat ini kondisi keuangannya tidak terlalu buruk.

Jadi dalam menghadapi masa krisis ekonomi akibat pandemi, akan lebih baik jika lebih cerdas dalam mengelola keuangan. Ini membantu kamu untuk bisa mempertahankan kemampuan finansial sampai pandemi berakhir, dan perekonomian kembali normal.

Terlebih jika kamu adalah tulang punggung keluarga, penting untuk meninjau kembali pengeluaran bulanan agar memastikan kemampuan finansial tetap aman.

Baca juga: Tips Menjaga Keuangan Tetap Aman Menghadapi Resesi

Berikut 4 langkah yang bisa kamu lakukan dalam mengelola keuangan di tengah krisis, seperti dilansir dari Forbes, Selasa (28/7/2020).

1. Hitung Pemasukan dan Pengeluaran Bulanan

Ada dua sisi dalam hal penganggaran, yakni berapa yang kamu belanjakan dan berapa pendapatan yang kamu hasilkan.

Jika pendapatan kamu termasuk yang terpukul karena pandemi virus corona, sudah tentu tak bisa lagi melakukan penganggaran dengan cara yang sama seperti sebelumnya.

Untuk bisa melakukan penganggaran yang tepat, kamu perlu tahu dulu, pendapatan yang terpukul pandemi itu dasarnya karena pemotongan gaji atau PHK. Ini untuk membantu kamu tahu seberapa besar anggaran yang perlu dipotong.

Misalnya, jika kamu mengalami pemotongan gaji sebesar 50 persen, maka itu artinya mungkin kamu perlu memotong biaya pengeluaran bulanan sebesar 50 persen juga atau bahkan lebih.

Asumsinya, perbandingan antara porsi yang kamu belanjakan dari apa yang kamu dapatkan saat ini, tetap sama seperti sebelumnya. 

Dengan demikian, kamu tidak perlu menciptakan utang, karena telah menyesuakan belanja dengan pendapatan.

Baca juga: 4 Tips Mengelola Keuangan agar Tetap Sehat di Tengah Pandemi

Tapi, jika di masa sebelum pandemi kamu biasa menghabiskan uang lebih dari nilai pendapatan kamu, itu berarti kamu betul-betul harus memangkas pengeluaran lebih dalam, supaya anggaran bulanan kamu saat ini lebih efektif dan efisien.

Di sisi lain, akan lebih baik jika kamu memiliki tabungan untuk kebutuhan darurat. Jadi cek rekening kamu, tidak ada jumlah yang terlalu sedikit atau terlalu banyak, tabungan itu akan sangat membantu kemampuan finansial kamu untuk bisa bertahan di tengah pandemi.

2. Kategorikan Pengeluaran Bulanan

Memangkas biaya pengeluaran bulanan menjadi cara yang paling efektif untuk bertahan di tengah krisis ekonomi saat ini.

Tapi sebelum melakukan itu, kamu harus lebih dulu mengkategorikan pengeluaran agar benar-benar tahu apa yang dibutuhkan dan apa yang tidak.

Mulailah dengan pengeluaran wajib yang harus dibayarkan tiap bulan. Misal, cicilan rumah atau tagihan kost, listrik, kebutuhan akan makanan, hingga pelunasan utang.

Baca juga: Susun Daftar Kebiasaan Pengeluaran Anda, Cuma Butuh 20 Menit

Jika kamu memang punya tagihan utang, seperti kartu kredit, jangan lupakan. Kamu perlu tetap menganggarkannya agar tidak ada tambahan tagihan bunga karena penundaan pembayaran.

Kemudian, buatlah daftar kedua yang berisikan pengeluaran bulanan yang sering dilakukan namun tidak terlalu penting. Seperti, belanja pakaian, hobi, perawatan diri, rekreasi, makan di luar, dan sebagainya.

Kamu juga perlu membuat daftar ketiga, yakni berisikan pengeluaran tidak teratur tiap bulan. Misalnya, pembayaran pajak akan rumah, tanah, atau kendaraan yang dibayarkan tiap tahun. Ini agar kamu bersiap ketika tagihan jatuh tempo nantinya.

3. Pangkas Pengeluaran yang Tidak Penting

Pada akhirnya, ketiga kategori yang telah dibuat akan membantu kamu untuk memilah, pengeluaran apa yang benar-benar dibutuhkan, apa yang diperlukan tapi bisa dikesampingkan lebih dulu, atau apa yang benar-benar bisa kamu hapus dari daftar pengeluaran.

Jika kamu benar-benar dalam tekanan finansial, tentu akan lebih baik fokus pada pembayaran kebutuhan utama, misal cicilan rumah.

Jadi, mungkin kamu bisa menyingkirkan pengeluaran, seperti makan di luar, belanja baju baru, rekreasi, beli gadget baru, keanggotaan gym, dari daftar anggaran.

Baca juga: Simak, Cara Pangkas Pengeluaran agar Bisa Menabung Lebih Banyak

Menyingkirkan sebagian daftar pengeluaran itu mungkin terasa menyakitkan. Tapi sekarang, dunia dalam kondisi yang mengharuskan sebagian besar orang bertahan di rumah, minim bertemu orang lain atau bahkan berpergian.

Jadi, memangkas pengeluaran rasanya lebih ringan untuk kamu lakukan.

Biaya lainnya yang juga bisa kamu pangkas, misalnya biasa mengirim pakaian ke laundry atau menyewa tukang cuci, kini akan lebih baik jika mencucinya sendiri. Hal ini akan sangat membantu kamu untuk menghemat sebanyak mungkin dari pendapatan bulanan.

4. Belanja Kebutuhan Sehari-hari dengan Strategis

Meskipun mengurangi pengeluaran dapat membantu membuat penganggaran yang lebih aman selama masa krisis ini, tapi tetap saja kamu tidak akan bisa berhenti belanja sepenuhnya.

Meski demikian, ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk dapat menghemat uang saat berbelanja. Kamu bisa memanfaatkan layanan cash back atau mendapatkan potongan harga dari hasil pembelanjaan yang dilakukan.

Baca juga: Cara Hemat Belanja Perlengkapan Si Kecil tanpa Merasa Bersalah

Saat ini banyak aplikasi yang menyediakan layanan cashback, yang memberikan kamu pengembalian dana baik berupa uang tunai atau dalam bentuk poin yang bisa digunakan untuk belanja kedepannya.

Umumnya, layanan ini juga tersedia di penggunaan kartu kredit. Jadi kamu juga perlu hati-hati, jangan sampai malah membebani biaya kartu kredit di situasi ekonomi saat ini yang serba tak menentu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Forbes
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tingkatkan Produksi Beras di Jateng, Kementan Beri Bantuan 10.000 Unit Pompa Air

Tingkatkan Produksi Beras di Jateng, Kementan Beri Bantuan 10.000 Unit Pompa Air

Whats New
Genjot Energi Bersih, Bukit Asam Target Jadi Perusahaan Kelas Dunia yang Peduli Lingkungan

Genjot Energi Bersih, Bukit Asam Target Jadi Perusahaan Kelas Dunia yang Peduli Lingkungan

Whats New
HM Sampoerna Bakal Tebar Dividen Rp 8 Triliun

HM Sampoerna Bakal Tebar Dividen Rp 8 Triliun

Whats New
PLN Nusantara Power Sebut 13 Pembangkit Listrik Masuk Perdagangan Karbon Tahun Ini

PLN Nusantara Power Sebut 13 Pembangkit Listrik Masuk Perdagangan Karbon Tahun Ini

Whats New
Anak Muda Dominasi Angka Pengangguran di India

Anak Muda Dominasi Angka Pengangguran di India

Whats New
Daftar 6 Kementerian yang Telah Umumkan Lowongan PPPK 2024

Daftar 6 Kementerian yang Telah Umumkan Lowongan PPPK 2024

Whats New
Pembiayaan Kendaraan Listrik BSI Melejit di Awal 2024

Pembiayaan Kendaraan Listrik BSI Melejit di Awal 2024

Whats New
Peringati Hari Bumi, Karyawan Blibli Tiket Donasi Limbah Fesyen

Peringati Hari Bumi, Karyawan Blibli Tiket Donasi Limbah Fesyen

Whats New
Great Eastern Hadirkan Asuransi Kendaraan Listrik, Tanggung Kerusakan sampai Kecelakaan Diri

Great Eastern Hadirkan Asuransi Kendaraan Listrik, Tanggung Kerusakan sampai Kecelakaan Diri

Earn Smart
Setelah Akuisisi, Mandala Finance Masih Fokus ke Bisnis Kendaraan Roda Dua

Setelah Akuisisi, Mandala Finance Masih Fokus ke Bisnis Kendaraan Roda Dua

Whats New
KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

Whats New
Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Whats New
IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

Whats New
Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Whats New
Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com