Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meredam Dampak Pandemi Covid-19 di Pasar Modal

Kompas.com - 28/07/2020, 17:37 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

“Beberapa negara masuk resesi di mana pada quartal II-2020 ini dengan angka GDP tumbuh negatif, seperti Singapura, Korea Selatan dan Jepang. Negara Eropa juga satu demi satu masuk resesi, seperti Italia, Prancis dan Jerman,” ucapnya.

Direktur PT. Anugerah Mega Investama, Hans Kwee menjelaskan kondisi krisis saat ini tentunya berbeda dari pola krisis sebelumnya di tahun 1998 dan tahun 2008. Pada 1998, saat episentrum krisis di Asia, sektor UMKM bergeliat sehingga tidak berpengaruh pada usaha kecil, namun perusahaan besar yang mengalami masalah.

Sementara pada 2008, episentrum pusat krisis ada di AS, sehingga Indonesia tidak terlalu berpengaruh.

Baca juga: Mulai Agustus, UMKM Bisa Jadi Pemasok Kebutuhan BUMN

“Tahun 2020 krisis datang dari kesehatan, sebenarnya ekonomi tidak ada masalah yang cukup berarti tapi (masalah) kesehatan memukul ekonomi," kata Hans.

Meski begitu ia menilai beragam kebijakan yang dilakukan telah menyelamatkan pasar modal. Misalkan saja kebijakan buyback saham tanpa RUPS.

“Kebijakan otoritas yang pertama kita lihat buyback saham tanpa melakukan RUPS. Ini bagus karena dengan kebijakan ini akan menguntungkan perusahan di masa depan,” kata dia.

Selain itu, untuk meningkatkan investasi di pasar modal, kebijakan yang dilakukan sebagai bentuk pro pasar adalah Auto Reject Asymmetries yang berhasil meredam penurunan saham lebih tinggi lagi. Bahkan penurunan saham domestik lebih sedikit dibandingkan kawasan lain.

 Baca juga: Sektor Properti dan Kawasan Industri Berprospek Positif di Subang

Ada juga kebijakan pelarangan short selling itu yang berpotensi mengancam pergerakan harga saham, karena aksi ambil untung di tengah kepanikan pasar. Selain itu ada juga trading halt yang menghalau harga saham turun terlalu jauh.

Selanjutnya Hans menilai aksi bersih-bersih pasar modal juga cukup baik, karena sedikit mampu meminimalisir tindakan manipulasi pasar.

Pasar modal seharusnya senang dengan aksi bersih-bersih pasar. Walaupun membuktikan manipulator pasar tidak mudah, tapi pelaku pasar seharusnya bisa jeli karena berbeda kondisinya dengan tahun 1998 dan 2000-an yang mana keterbukaan informasi terbatas. Sekarang data terbuka dan bisa langsung akses. Pasar bisa mencermati di sana, dengan begitu investor bisa ter-edukasi,” kata dia.

Baca juga: Akibat Covid-19, Jumlah Pengangguran RI Bertambah 3,7 Juta

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com