“Beberapa negara masuk resesi di mana pada quartal II-2020 ini dengan angka GDP tumbuh negatif, seperti Singapura, Korea Selatan dan Jepang. Negara Eropa juga satu demi satu masuk resesi, seperti Italia, Prancis dan Jerman,” ucapnya.
Direktur PT. Anugerah Mega Investama, Hans Kwee menjelaskan kondisi krisis saat ini tentunya berbeda dari pola krisis sebelumnya di tahun 1998 dan tahun 2008. Pada 1998, saat episentrum krisis di Asia, sektor UMKM bergeliat sehingga tidak berpengaruh pada usaha kecil, namun perusahaan besar yang mengalami masalah.
Sementara pada 2008, episentrum pusat krisis ada di AS, sehingga Indonesia tidak terlalu berpengaruh.
Baca juga: Mulai Agustus, UMKM Bisa Jadi Pemasok Kebutuhan BUMN
“Tahun 2020 krisis datang dari kesehatan, sebenarnya ekonomi tidak ada masalah yang cukup berarti tapi (masalah) kesehatan memukul ekonomi," kata Hans.
Meski begitu ia menilai beragam kebijakan yang dilakukan telah menyelamatkan pasar modal. Misalkan saja kebijakan buyback saham tanpa RUPS.
“Kebijakan otoritas yang pertama kita lihat buyback saham tanpa melakukan RUPS. Ini bagus karena dengan kebijakan ini akan menguntungkan perusahan di masa depan,” kata dia.
Selain itu, untuk meningkatkan investasi di pasar modal, kebijakan yang dilakukan sebagai bentuk pro pasar adalah Auto Reject Asymmetries yang berhasil meredam penurunan saham lebih tinggi lagi. Bahkan penurunan saham domestik lebih sedikit dibandingkan kawasan lain.
Baca juga: Sektor Properti dan Kawasan Industri Berprospek Positif di Subang
Ada juga kebijakan pelarangan short selling itu yang berpotensi mengancam pergerakan harga saham, karena aksi ambil untung di tengah kepanikan pasar. Selain itu ada juga trading halt yang menghalau harga saham turun terlalu jauh.
Selanjutnya Hans menilai aksi bersih-bersih pasar modal juga cukup baik, karena sedikit mampu meminimalisir tindakan manipulasi pasar.
“Pasar modal seharusnya senang dengan aksi bersih-bersih pasar. Walaupun membuktikan manipulator pasar tidak mudah, tapi pelaku pasar seharusnya bisa jeli karena berbeda kondisinya dengan tahun 1998 dan 2000-an yang mana keterbukaan informasi terbatas. Sekarang data terbuka dan bisa langsung akses. Pasar bisa mencermati di sana, dengan begitu investor bisa ter-edukasi,” kata dia.
Baca juga: Akibat Covid-19, Jumlah Pengangguran RI Bertambah 3,7 Juta
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.