Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Manfaatkan Alsintan, Produksi Beras Banyuasin Masuk 4 Besar Penyumbang Pangan Nasional

Kompas.com - 29/07/2020, 21:30 WIB
Inang Sh ,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengapresiasi sektor pertanian Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan yang mampu memproduksi beras dalam jumlah besar.

Dia menyebut, produksi beras di Banyuasin sangat tinggi. Oleh karena itu, Banyuasin menjadi lumbung padi nomor satu di Sumatera Selatan dan masuk dalam empat besar penyumbang pangan nasional.

Sebagai salah satu lumbung pangan nasional, Banyuasin pun diharapkan menjaga produktivitasnya sekaligus menjaga ketahanan pangan nasional.

Hal ini pun dapat dilakukan dengan memaksimalkan penggunaan alat dan mesin pertanian (alsintan).

“Kami berharap Banyuasin bisa terus meningkatkan produksinya. Petani Banyuasin bisa memanfaatkan alsintan agar hasil panen lebih maksimal dan losses lebih sedikit,” tuturnya, Rabu (29/07/2020).

Baca juga: Anggaran Dikurangi, Kementan Makin Selektif Salurkan Pupuk Bersubsidi

Senada dengan Mentan, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian Sarwo Edhy berharap, Banyuasin bisa memaksimalkan penggunaan alsintan untuk mendukung aktivitas pertanian.

“Dengan alsintan, indeks pertanaman bisa meningkat. Karena, pekerjaan menjadi lebih efektif dan lebih singkat,” ujarnya seperti keterangan tertulis yang diterima Kompas.com.

Dia mencontohkan, untuk mengolah lahan, bila cara lama membutuhkan waktu berhari-hari namun dengan alsintan jenis traktor pengolahan lahan hanya hitungan jam.

“Petani pun bisa menanam lebih cepat dan panen lebih awal sehingga ada waktu untuk kembali menanam,” tuturnya.

Baca juga: Kekeringan Mengancam, Kementan Imbau Petani Perbaiki dan Bangun Sistem Pengairan

Sarwo menjelaskan pula, alsintan bukan hanya untuk mengolah lahan, tapi juga untuk menanam, panen, hingga pasca panen.

“Jika semua jenis alsintan ini bisa dimaksimalkan petani, hasil pertanian dipastikan akan semakin meningkat,” terangnya.

Sementara itu, Bupati Banyuasin Askolani, beberapa waktu lalu mengatakan, wilayahnya berhasil memproduksi sebanyak 519.000 ton beras.

Produktivitas tersebut pun yang menjadikan Banyuasin sebagai lumbung pangan nomor satu di Sumsel dan empat besar nasional.

Dia menjelaskan, dalam pengelolaan lahan pertanian para petani sudah memakai hand tractor roda empat.

Baca juga: Kementan Dukung Penuh Upaya Pemkot Salatiga Cegah Alih Fungsi Lahan Pertanian

Oleh karena itu, para petani bisa membajak sawah sampai 4 sampai 5 hektare (ha), karena dengan cara biasa dalam waktu sepekan hanya bisa 1 ha lahan.

“Seperti Desa Sungai Pinang, Kecamatan Rantau Bayur ini masih tergantung dengan alam, tentunya dengan teknologi baru ini kami akan perbaiki irigasi dan tanggul, bahkan yang tidak ada akan dibuatkan,” tambahnya.

Askolani juga menyebut, ada tiga strategi penting dalam mengelola pertanian. Pertama, peningkatan mutu bibit unggul yang diberikan ke para petani di wilayahnya, kemudian pupuk, hingga peralatan yang lebih modern.

“Selama ini petani pakai tradisional. Berkat bantuan pemda dan pusat, jadinya kita sudah modern. Dimana air laut kita bisa alirkan ke persawahan di Banyuasin, dengan cara sistem pompanisasi,” jelasnya.

Baca juga: Kementan Targetkan Produksi 15 Juta Ton Beras

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Whats New
Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Whats New
Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Whats New
Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Whats New
OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

Whats New
Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Whats New
Produk Petrokimia Gresik Sponsori Tim Bola Voli Proliga 2024

Produk Petrokimia Gresik Sponsori Tim Bola Voli Proliga 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com