Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Soal Hama Tikus di Jombang, Mentan SYL Minta Petani Lakukan Penanganan Cepat

Kompas.com - 31/07/2020, 16:59 WIB
Maria Arimbi Haryas Prabawanti,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) meminta petani harus bergerak cepat dan tidak membiarkan kondisi serangan hama tikus pada tanaman padi di Kabupaten Jombang, Jawa Timur meluas dan berlarut-larut.

Sebagai informasi, akibat serangan hama tersebut, petani di Jombang terancam gagal panen dan membuat biaya operasionalnya membengkak.

“Kami sangat prihatin dengan kondisi di Jombang. Oleh karenanya petani yang lahannya terserang hama tikus harus segera mengurus asuransi,” tutur SYL, Kamis (30/07/2020).

Sedangkan bagi petani yang sudah mengikuti asuransi, SYL meminta harus segera klaim agar bisa kembali siap menanam.

Baca juga: Bukti Nyata Asuransi Petani, 6 Poktan di Bone Gagal Panen dapat Ganti Rugi

"Bagi petani yang lain, kami imbau mengikuti asuransi untuk meminimalisir kerugian," imbuh SYL seperti dalam keterangan tertulisnya.

Sementara itu, Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), Sarwo Edhy mengimbau petani untuk berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait agar mengambil langkah mengendalikan hama tikus.

“Hal ini harus dikoordinasikan terlebih dahulu ke pihak terkait agar hama tikus bisa dikendalikan terlebih dahulu dan petani bisa kembali tanam,” tutur Sarwo Edhy.

Selanjutnya, menurut dia, langkah kedua yang bisa ditempuh adalah mengasuransikan lahan pertanian sebaga antisipasi agar petani tidak mengalami kerugian saat ada ancaman di lahan pertanian.

Baca juga: Kementan Apresiasi Distanbun Jateng Tanggung Asuransi Petani Miskin

Adapun ancaman yang dimaksud Edhy yakni hama wereng coklat, atau dampak dari cuaca ekstrim seperti kekeringan atau banjir akibat curah hujan yang tinggi, atau bisa juga akibat longsor atau banjir akibat tanggul sungai yang jebol.

Menurut Sarwo Edhy, hal tersebut bisa di-cover oleh asuransi sehingga petani bisa beraktivitas dengan tenang.

Adapun Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Jombang, Priadi menjelaskan, kondisi ini terjadi karena tidak seimbangnya perkembangan tikus dengan predator tikus.

"Tidak adanya keseimbangan itu, akibatnya perkembangan populasi tikus sangat pesat. Dan serangan hama tikus ini hampir menyeluruh semua kecamatan,” paparnya.

Baca juga: Petani Diizinkan Masuk ke Ruas Jalan Tol untuk Membasmi Hama Tikus

Namun demikian, Priadi memastikan, pihaknya sudah melakukan penanganan hama.

"Untuk penanganan tikus kami lakukan dengan pengadaan rodentisida atau racun tikus dan belerang," jelasnya.

Tak hanya itu, ia juga melakukan gerakan seperti gropyokan di 200 titik bersama Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Provinsi.

Priadi mengungkapkan, pada masa tanam musim penghujan kemarin, ada petani yang gagal panen karena serangan hama tikus.

Baca juga: Hama Tikus Serang Padi Milik Petani di Ngawi

"Serangan hama tikus tersebut terjadi di Kecamatan Sumobito dan mengakibatkan sekitar 32 hektar sawah yang gagal panen," tuturnya.

Meski demikian, ia mengaku untuk yang gagal panen, bisa diasuransikan melalui dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

"Para petani yang gagal panen tersebut mendapat uang sebesar Rp 6.000.000,” jelas Priadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tingkatkan Produksi Beras di Jateng, Kementan Beri Bantuan 10.000 Unit Pompa Air

Tingkatkan Produksi Beras di Jateng, Kementan Beri Bantuan 10.000 Unit Pompa Air

Whats New
Genjot Energi Bersih, Bukit Asam Target Jadi Perusahaan Kelas Dunia yang Peduli Lingkungan

Genjot Energi Bersih, Bukit Asam Target Jadi Perusahaan Kelas Dunia yang Peduli Lingkungan

Whats New
HM Sampoerna Bakal Tebar Dividen Rp 8 Triliun

HM Sampoerna Bakal Tebar Dividen Rp 8 Triliun

Whats New
PLN Nusantara Power Sebut 13 Pembangkit Listrik Masuk Perdagangan Karbon Tahun Ini

PLN Nusantara Power Sebut 13 Pembangkit Listrik Masuk Perdagangan Karbon Tahun Ini

Whats New
Anak Muda Dominasi Angka Pengangguran di India

Anak Muda Dominasi Angka Pengangguran di India

Whats New
Daftar 6 Kementerian yang Telah Umumkan Lowongan PPPK 2024

Daftar 6 Kementerian yang Telah Umumkan Lowongan PPPK 2024

Whats New
Pembiayaan Kendaraan Listrik BSI Melejit di Awal 2024

Pembiayaan Kendaraan Listrik BSI Melejit di Awal 2024

Whats New
Peringati Hari Bumi, Karyawan Blibli Tiket Donasi Limbah Fesyen

Peringati Hari Bumi, Karyawan Blibli Tiket Donasi Limbah Fesyen

Whats New
Great Eastern Hadirkan Asuransi Kendaraan Listrik, Tanggung Kerusakan sampai Kecelakaan Diri

Great Eastern Hadirkan Asuransi Kendaraan Listrik, Tanggung Kerusakan sampai Kecelakaan Diri

Earn Smart
Setelah Akuisisi, Mandala Finance Masih Fokus ke Bisnis Kendaraan Roda Dua

Setelah Akuisisi, Mandala Finance Masih Fokus ke Bisnis Kendaraan Roda Dua

Whats New
KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

Whats New
Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Whats New
IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

Whats New
Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Whats New
Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com