Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri PPN Minta Wisatawan Tak Perlu Khawatir Pergi ke Bali

Kompas.com - 05/08/2020, 08:13 WIB
Muhammad Idris

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), Suharso Monoarfa, menyebut Bali aman dikunjungi wisatawan pada masa pandemi karena sistem komunitas adat di daerah itu berpartisipasi mencegah penyebaran Covid-19.

“Mereka punya Pecalang (petugas keamanan adat), itu sistemnya komunitas. Jika ada yang terkena, mereka bisa antisipasi cepat,” kata Suharso dilansir dari Antara, Rabu (5/8/2020).

Selain komunitas adat, lanjut dia, fasilitas kesehatan di Pulau Dewata dinilai memadai mengingat daerah ini merupakan destinasi wisata dunia.

“Kemudian tingkat yang kena (Covid-19) mulai menurun dan mudah-mudahan bisa bertahan terus,” imbuh politisi Partai PPP ini. 

Baca juga: Menteri PPN Pede Pariwisata Bali Bisa Pulih Lagi

Sedangkan warga Bali sendiri, lanjut dia, juga menerapkan protokol kesehatan di antaranya menggunakan masker, jaga jarak hingga tersedianya fasilitas sanitasi tangan di sejumlah titik.

Selain itu, kata dia, fasilitas pariwisata di antaranya perhotelan dan restoran juga menerapkan protokol kesehatan.

“Jadi tidak usah khawatir, pencegahan dengan sistem komunitas yang kuat dengan sistem Pecalang, kemudian masyarakatnya sendiri menerapkan kedisiplinan tinggi,” kata Suharso.

Suharso sendiri mengaku saat ini sedang berada di Bali dalam rangka kunjungan kerja di Bali, salah satunya memastikan sejumlah proyek prioritas terlaksana di tengah pandemi Covid-19.

Baca juga: Menteri PPN: Silakan Bertamasya, tetapi Jangan Lupa Protokol Kesehatan

Pemerintah Provinsi Bali membuka kunjungan wisatawan nusantara mulai 31 Juli 2020 dan rencananya akan disusul dengan wisatawan asing mulai 11 September 2020.

Untuk mengunjungi Pulau Bali, sesuai Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 15243 tahun 2020, wisatawan domestik di antaranya harus menyiapkan hasil negatif tes cepat (rapid test) atau tes usap (swab test), dan mengisi formulir di aplikasi Love Bali yang dapat diakses pada laman https://lovebali.baliprov.go.id.

Kemudian menerapkan protokol kesehatan hingga imbauan mengaktifkan Global Positioning System (GPS) pada telepon pintar untuk pelindungan dan pengamanan bagi wisatawan.

Bali bisa pulih

Dia optimistis sektor pariwisata di Bali bisa bangkit kembali, setelah sempat terpukul akibat pandemi Covid-19. Hal itu di dorong dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.

Menurutnya, berdasarkan penilaian terhadap penerapan protokol kesehatan pada setiap bidang usaha yang berkaitan dengan pariwisata, seperti perhotelan atau penginapan, restoran, hingga toko, hasilnya menunjukkan Bali memang sudah siap untuk kembali beroperasi sebagai destinasi wisata.

Baca juga: Per 1 Agustus,Transaksi di 6 Perusahaan Digital Ini Kena PPN 10 Persen

"Dan secara over all (keseluruhan) Bali dalam catatan yang dilaporkan ke saya hasilnya oke. Jadi enggak usah khawatir (wisata ke Bali)," ujar Suharso.

Di sisi lain, secara kekayaan alam, Pulau Dewata juga dinilai cukup unggul. Suharso mengatakan, Bali memiliki tingkat paparan sinar matahari yang tinggi sebagai wilayah pesisir, yang dapat bermanfaat bagi kesehatan seperti untuk memproduksi vitamin D.

"Bali punya matahari yang sepanjang tahun muncul, punyai pantai. Virus akan mati di bawah matahari. Menurut saya, matahari di Bali luar biasa, kita punya aset yang tidak perlu diragukan," kata dia.

Kendati demikian, ke depannya pariwisata di Pulai Dewata tersebut diyakini akan berubah. Suharso bilang, trennya akan menjadi quality tourism, berwisata dengan rombongan berjumlah banyak tidak akan ada lagi.

"Enggak ada lagi rombongan seperti 5 bus, tapi mungkin menjadi satu keluarga, namun nilai belanjanya juga lebih besar atau mahal," ujar Suharso.

Baca juga: Turis China Mulai Berwisata di Sulut

(Sumber: KOMPAS.com/Yohana Artha Uly | Editor: Yoga Sukmana)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com