Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Menggerakkan Ekonomi Nasional di Tengah Pandemi melalui UMKM

Kompas.com - 05/08/2020, 10:15 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Kemasan ini dirasa lebih sesuai untuk mendukung cara penjualan yang kini secara perlahan beralih ke format daring dengan pasar yang masih terbatas.

Tiga bulan pertama pandemi Covid-19, UMKM ini pun sempat berhenti beroperasi dalam arti beralih ke kegiatan lain karena penjualan menurun drastis.

"Toko kosong pembeli," demikian cerita salah satu dari mereka.

Yang menawarkan aksesori untuk oleh-oleh juga pasrah dengan keadaan. Untuk bertahan hidup sebagian dari mereka tidak lagi berjualan produk seperti biasa tetapi memasarkan masker, jilbab dengan masker dan produk-produk lain yang sesuai kondisi terkini. Bahkan ada yang kembali berkebun.

Ketika PSBB mulai dilonggarkan, aktivitas usaha perlahan bergeliat kembali walau masih sulit untuk mencapai kondisi sebelum pandemi. Daya beli konsumen sudah keburu terjun bebas.

Era baru

Keluaran lain dari kegiatan pendampingan kewirausahaan ini adalah mengembangkan kemasan (packaging) baru yang lebih menarik dan lebih aman jika konsumen melakukan pembelian secara daring dan produk harus dikirim ke luar daerah.

Walaupun penjualan daring belum mampu menyamai luring, UMKM mulai dipersiapkan untuk menerapkan low touch economy.

Baca juga: Mulai Agustus, UMKM Bisa Jadi Pemasok Kebutuhan BUMN

Low touch economy adalah sebuah terminologi baru di dalam bidang ekonomi akibat merebaknya pandemi Covid-19.

Aktivitas ini memiliki karakteristik interaksi minimal sentuhan, langkah-langkah kesehatan dan keselamatan (protokol kesehatan), perilaku manusia yang baru dan pergeseran industri secara permanen (Ridder & Mey, 2020).

UMKM mau tak mau harus berhadapan dengan kondisi ini. Cara-cara UMKM beraktivitas mulai dipersiapkan agar tidak gagap merespons perubahan yang terjadi.

Paling tidak sampai dengan tahun 2022, berbagai perubahan besar akan terjadi dan cuma usaha yang cepat beradaptasi yang mampu bertahan hingga pandemi ini terkendali dan berakhir.

Apa yang dilakukan perguruan tinggi seperti Universitas Tarumanagara terhadap UMKM memang belum seberapa dibandingkan dengan usaha yang sepatutnya dilakukan seluruh pemangku kepentingan agar UMKM dapat kembali "hidup" dan menggerakkan perekonomian nasional, agar tidak terjerembab ke dalam jurang resesi.

Momentum itu mestinya dimanfaatkan agar tidak terlewat. Jika demikian, pemulihan ekonomi nasional cuma tinggal waktu.

Frangky Selamat dan Hetty Karunia Tunjungsari
Dosen tetap Program Studi Sarjana Manajemen, FEB Universitas Tarumanagara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com