Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Banyak Stimulus, Kredit Bermasalah di Bank Tetap Meningkat

Kompas.com - 05/08/2020, 12:02 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah stimulus yang diberikan kepada perbankan untuk menekan dampak negatif wabah corona, tak cukup efektif membendung peningkatan kredit macet di perbankan.

Hingga Mei 2020, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat rasio non performing loan (NPL) perbankan mencapai 3 persen.

Rasio kredit macet tersebut meningkat jika dibandingkan akhir tahun lalu yang hanya 2,53 persen, maupun dari Mei 2019 sebesar 2,61 persen. Terkereknya rasio NPL terjadi di setiap kelas bank, mulai kecil dari yang besar.

Mengutip Kontan.co.id, Rabu (5/8/2020), Direktur Manajemen Risiko PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Osbal Saragi mengakui, hingga semester I-2020 memang terjadi kenaikan NPL yang signifikan dibandingkan akhir tahun lalu.

Baca juga: NPL Bank Kecil Terus Naik

Ia menjelaskan, meskipun membantu, stimulus restrukturisasi kredit memang terbatas, hanya dapat diberikan kepada debitur dengan plafon maksimal Rp 10 miliar.

“Akhir semester I-2020,, NPL kami meningkat cukup signifikan dibandingkan posisi akhir tahun lalu maupun semester I-2019. Ini disebabkan ada beberapa segmen yang terdampak berat pandemi dan tidak bisa diselamatkan dengan restrukturisasi,” katanya, Selasa (4/8/2020).

Namun, Osbal masih enggan memberi bocoran berapa rasio NPL BNI per semester I-2020. Sebagai catatan, bank berlogo angka 46 ini juga belum mempublikasikan laporan keuangan kuartal II-2020.

Hingga Maret 2020, NPL BNI tercatat 2,38 persen, meningkat dibandingkan Desember 2019 sebesar 2,27 persen, dan NPL Juni 2019 sebesar 1,75 persen.

Osbal menambahkan, hingga akhir tahun segmen korporasi berpotensi menjadi penyumbang terbesar NPL BNI.

“Kalau di semester I-2020, kenaikan NPL di segmen korporasi tak terlalu signifikan, namun hingga akhir tahun memang perlu diwaspadai karena ada yang terdampak berat dam mersti diberikan stimulus. Kami pun menyambut baik stimulus korporasi yang diberikan pemerintah,” imbuhnya.

Tak cuma di bank besar, di kelas bank umum kegiatan usaha (BUKU) I, PT Bank Harda Internasional Tbk (BBHI) pun mencatat kenaikan NPL yang cukup signifikan. Hingga semester I-2020, NPL gross Bank Harda tercatat 6,90 persen meningkat dari 3,20 persen pada semester I-2019.

 

Baca juga: OJK: 6,73 Juta Nasabah Bank Terima Restrukturisasi Kredit Per Juli 2020

Sementara itu, NPL net sebesar 3,50 persen, meningkat dibandingkan semester I-209 sebesar 1,82 persen.

Direktur Bank Harda Yohanes Sutanto mengatakan, pandemi memang menjadi biang keladi meningkatnya rasio kredit macet Bank Harda. Makanya hingga akhir tahun nanti, Bank Harda mengaku bakal fokus membereskan penyelesaian kredit macet ini.

“Dalam kondisi pandemi seperti ini sebenarnya masih cukup baik. Ke depan, kami juga akan fokus menekan kredit bermasalah dan penyelesaian AYDA. Kuartal III-2020 NPL gross kami targetkan bisa ditekan sampai 3,6 persen,” katanya kepada Kontan.co.id.

Namun, masih ada bank yang dapat menjaga rasio kredit macet hingga semester I-2020. Misal, PT Bank Woori Saudara 1906 Tbk (SDRA) yang berhasil menekan rasio kredit macetnya.
NPL gross bank ini ditekan dari 1,88 persen pada Juni 2019 menjadi 1,42 persen pada Juni 2020.

Sementara itu, NPL net juga turun dari 1,25 persen pada semester I-2019 menjadi 0,80 persen pada semester I-2020.

Direktur Business Support Bank Woori Sadhana Priatmadja bilang, perbaikan kuailtas kredit ini terutama disebabkan masih bertumbuhnya penyaluran kredit. Per Juni 2020 pertumbuhan kredit Bank Woori masih tumbuh 9,63 persen (yoy) menjadi Rp 27,73 triliun.

“Selain adanya pertumbuhan kredit, NPL berhasil kami tekan karena telah menyelesaikan sejumlah kredit bermasalah pada periode sebelumnya. Sekaligus adanya stimulus relaksasi restrukturisasi,” kata Sadhana.

 

Berita ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Banyak stimulus, kredit macet perbankan tetap meningkat

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com