Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Naik Pasca Ledakan di Lebanon, ini Respon Pemerintah

Kompas.com - 05/08/2020, 12:46 WIB
Rully R. Ramli,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga minyak dunia sempat naik ke level tertinggi dalam kurun waktu dua pekan terakhir, pasca terjadinya ledakan besar yang terjadi di Beirut, Lebanon, Selasa (4/8/2020).

Tragedi tersebut menimbulkan kekhawatiran terhadap pasokan minyak di kawasan Timur Tengah.

Harga minyak acuan Amerika Serikat, West Texas Intermediate (WTI), sempat naik 2,5 persen pada perdagangan Selasa, kemarin, tepat setelah ledakan di Lebanon terjadi.

Baca juga: Raksasa Minyak Inggris BP Akan Pangkas Produksi Secara Bertahap

Merespon hal tersebut, Plt. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ego Syahrial, mengakui, ledakan di ibu kota Lebanon tersebut akan berdampak terhadap harga minyak dunia.

Namun, ia meyakini, ledakan tersebut tidak akan berdampak banyak kepada kinerja minyak nasional. Pasalnya, Indonesia sempat melakukan impor besar-besaran, ketika harga minyak dunia jatuh pada beberapa bulan lalu.

"Di saat Covid kita sempat nyetok minyak. Kita harapkan enggak terlalu berdampak," katanya dalam konferensi pers virtual, Rabu (5/8/2020).

Lebih lanjut, Ego menyebutkan, geopolitik menjadi salah satu faktor utama penggerak harga minyak dunia.

Baca juga: Harga Minyak Dunia Naik, Ini Penyebabnya

Oleh karenanya, ia berharap, ledakan di Lebanon tidak memicu peristiwa lain, seperti hal nya perang harga antar negara produsen minyak.

"Kita mengharapkan betul-betul ini tidak merambat ke yang sifatnya perang antara OPEC dan sebagainya," ucap dia.

Sebagaimana diketahui sebelumnya, sempat terjadi ledakan besar di ibu kota Lebanon, Beirut. Dalam ledakan di Beirut tersebut, sebanyak 73 orang tewas dan 3.700 orang terluka di seantero ibu kota dalam insiden tersebut.

Pihak berwenang juga menyampaikan korban tewas dan luka-luka masih dapat terus bertambah menyusul evakuasi dan penyelamatan yang masih berlangsung

Perdana Menteri Hassan Diab menyatakan, sebanyak 2.750 ton amonium nitrat yang merupakan pupuk pertanian disinyalir menjadi penyebab insiden.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com