Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonom: Belanja Pemerintah Menjadi Kunci Terhindarnya RI dari Resesi

Kompas.com - 05/08/2020, 16:30 WIB
Yohana Artha Uly,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat negatif 5,32 persen pada kuartal II-2020. Realisasi ini jauh lebih dalam dari proyeksi pemerintah yang negatif 4,3 persen.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, secara umum pertumbuhan ekonomi yang negatif memang sesuai ekspektasi pasar. Mengingat konsumsi rumah tangga dan investasi juga tumbuh negatif pada periode tersebut.

Meski demikian, dengan realisasi pertumbuhan ekonomi yang terkontraksi dalam membuat probabilitas Indonesia masuk ke jurang resesi semakin besar. Diperkirakan ekonomi pada kuartal III-2020 masih melanjutkan kinerja negatif.

Baca juga: Ekonom: Indonesia Belum Masuk Resesi meski Ekonomi Tumbuh Negatif 5,32 Persen

Resesi merupakan penurunan signifikan kegiatan ekonomi yang berlangsung dalam beberapa bulan, ditandai dengan pertumbuhan ekonomi yang negatif setidaknya dalam dua kuartal berturut-turut.

"Probabilitas risiko resesi semakin besar mempertimbangkan kinerja perekonomian kuartal II melambat minus 5,32 persen," ungkap Josua kepada Kompas.com, Rabu (8/7/2020).

Terlebih lagi, progres penyerapan belanja pemerintah atau stimulus penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) juga masih rendah.

Selain itu, kasus Covid-19 di Indonesia pun belum cenderung melandai dan dalam tren menurun.

Kendati demikian, kinerja perekonomian kuartal III-2020 tetap saja diharapkan bisa menjadi titik balik dalam perbaikan ekonomi dalam rangka menjauhkan Indonesia dari jurang resesi.

Oleh sebab itu, perlu langkah mendorong ekonomi yang dilakukan lewat percepatan stimulus belanja pemerintah, dengan tetap mendorong peningkatan produktivitas yang memiliki multiplier effect terhadap permintaan dan konsumsi masyarakat.

"Dengan mendorong kebijakan fiskal yang ekspansif dan memiliki multiplier effect pada konsumsi rumah tangga dan sektor usaha UMKM, diharapkan dapat mendorong percepatan pemulihan ekonomi Indonesia," jelas Josua.

Baca juga: Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III-2020 Jadi Pertaruhan

Senada, Ekonom BCA David Sumual memperkirakan, masih ada kemungkinan yang besar untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia negatif di kuartal III-2020. Resesi menjadi suatu kemungkinan bagi Indonesia.

"Kemungkinan besar bisa ke arah negatif (kuartal III-2020). Karena kalau dilihat, kondisi transaksi bisnis sampai bulan Juli ini masih lemah, kecenderungan 1-2 minggu terakhir ini malah menurun," kata dia.

Oleh sebab itu, untuk mengkerek pertumbuhan ekonomi di kuartal-kuartal selanjutnya perlu peningkatan penyerapan belanja pemerintah agar konsumsi masyarakat bisa terdongkrak. Sehingga diharapkan perlambatan ekonomi Indonesia tidak semakin dalam.

"Semuanya bergantung pada kecepatan belanja pemerintah, karena kalau dari investasi agak susah," kata David.

Sementara itu, Direktur Riset Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah mengatakan, selama wabah Covid-19 masih ada di Indonesia maka kontraksi ekonomi adalah suatu kewajaran. Sehingga memungkinkan untuk ekonomi kuartal selanjutnya juga negatif.

"Jadi itu adalah kewajaran, yang harus menjadi fokus pemerintah adalah bagaimana meningkatkan ketahanan masyarakat dan juga dunia usaha," ungkap Piter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemerintah Perlu Tinjau Ulang Anggaran Belanja di Tengah Konflik Iran-Israel

Pemerintah Perlu Tinjau Ulang Anggaran Belanja di Tengah Konflik Iran-Israel

Whats New
Ekspor Batik Aromaterapi Tingkatkan Kesejahteraan Perajin Perempuan Madura

Ekspor Batik Aromaterapi Tingkatkan Kesejahteraan Perajin Perempuan Madura

Whats New
Hadiri Halalbihalal Kementan, Mentan Amran: Kami Cinta Pertanian Indonesia

Hadiri Halalbihalal Kementan, Mentan Amran: Kami Cinta Pertanian Indonesia

Whats New
Pasar Modal adalah Apa? Ini Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya

Pasar Modal adalah Apa? Ini Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya

Work Smart
Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

Earn Smart
Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

Whats New
Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

Earn Smart
Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

Earn Smart
Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

Whats New
Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Work Smart
Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Whats New
IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

Whats New
Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Whats New
Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Work Smart
Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com