Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertumbuhan Ekonomi yang Minus, dan Strategi Pemerintah Hadapi Resesi

Kompas.com - 06/08/2020, 07:30 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Namun, tentu saja, pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2020 mendatang jadi pertaruhan Indonesia bakal masuk jurang resesi atau sebaliknya.

"Di antara peer country, (kontraksi ekonomi) Indonesia tidak sedalam yang lain. Memang pertaruhannya bagi Indonesia adalah bagaimana kita di kuartal III terjadi recovery ataupun pembalikan," kata Airlangga dalam konferensi video, Rabu (5/8/2020).

Menteri dari Partai Golkar itu lantas memaparkan upaya pemerintah agar Indonesia bisa terbebas dari pertumbuhan ekonomi negatif di kuartal III 2020 untuk mencegah resesi.

Dipaparkannya, pemerintah harus melakukan langkah extraordinary untuk mendorong ekonomi dapat bertahan di kuartal III dan IV tahun 2020. Langkah tersebut perlu diambil agar Indonesia terhindar dari resesi.

Strategi utama dalam mempercepat pemulihan ekonomi adalah melalui peningkatan belanja pemerintah.

Optimalisasi belanja pemerintah melalui implementasi Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), peningkatan daya beli masyarakat dan dukungan di sektor diharapkan dapat mendorong pemulihan ekonomi di triwulan III dan IV.

Pemerintah pun telah membentuk “Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional”.

Pembentukan Komite tersebut akan meningkatkan koordinasi dan pelaksanaan kebijakan dalam menangani pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional sehingga perencanaan dan eksekusi kedua target kesehatan dan ekonomi dapat berjalan beriringan dan tercapai sekaligus.

Program penanganan Covid-19 yang lebih serius dan terstruktur diharapkan akan memulihkan kepercayaan masyarakat dan rumah tangga untuk melakukan aktivitasnya termasuk belanja/konsumsi/investasi.

Selanjutnya, penanganan dari aspek Kesehatan, meliputi, memperbanyak 3T (testing, tracing, treat) dan kampanye 3M (mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak) secara luas kepada masayrakat dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat.

Pengadaan obat dan persiapan produksi dan distribusi vaksin hingga satu tahun ke depan harus dilakukan. Saat ini, upaya akselerasi implementasi modalitas PEN telah dilakukan dalam bentuk restrukturisasi dan penjaminan kredit modal kerja UMKM dan korporasi padat karya.

Ada pula penempatan dana pemerintah di bank umum mitra dan BPD untuk selanjutnya kredit dikucurkan kepada sektor riil, UMKM dan dunia usaha; dukungan bagi pemerintah daerah, salah satunya melalui pinjaman daerah; serta dukungan insentif listrik bagi industri, bisnis, dan sosial.

Sudah masuk resesi?

Tumbus negatifnya ekonomi di angka -5,32 persen membuat sebagian pihak menganggap RI sudah masuk dalam resesi ekonomi. Sebab, jika dilihat dari kuartal ke kuartal atau quarter to quarter (QtQ), pertumbuhan ekonomi nasional sudah berada pada level negatif pada dua kuartal berturut-turut.

Pada kuartal I-2020, jika dilihat secara kuartal ke kuartal, pertumbuhan ekonomi RI sebesar minus 2,41 persen. Kemudian, pada kuartal II-2020, pertumbuhan ekonomi nasional minus 4,19 persen secara QtQ.

Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi RI Minus 5,32 Persen, Terendah Sejak 1999

Namun, Sri Mulyani menyatakan Indonesia belum memasuki fase resesi. Menurutnya, sebuah negara baru dapat dikatakan masuk ke fase resesi apabila realisasi pertumbuhan ekonomi secara tahunan atau year on year (yoy) terkontraksi selama dua kuartal berturut-turut.

"Biasanya dalam melihat resesi itu, dilihat year on year untuk dua kuartal berturut-turut," katanya, dalam konferensi pers virtual, Rabu (5/8/2020).

VP Economist Bank Permata, Josua Pardede menilai, Indonesia secara teknikal belum jatuh ke dalam jurang resesi. Menurut Josua, akan lebih tepat dan objektif bila resesi atau tidaknya ekonomi RI menggunakan pertumbuhan secara tahunan (year on year/yoy).

Sebab perilaku konsumsi, investasi, dan perekonomian Indonesia dipengaruhi oleh faktor musiman, seperti panen raya, Idul Fitri, Natal, hingga Tahun Ajaran Baru.

"Namun mengingat data PDB Indonesia masih belum menghilangkan faktor musiman, maka teknikal resesi didefinisikan sebagai pertumbuhan tahunan yang mengalami pertumbuhan negatif pada 2 kuartal berturut-turut. Jadi Indonesia belum teknikal resesi," kata Josua kepada Kompas.com, Rabu (5/8/2020).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com