ICAO sendiri sejak tahun 2015 telah mengeluarkan panduan khusus tentang penanganan gas beracun yang berpotensi masuk kedalam kabin pesawat. Gas beracun itu bisa saja berasal dari engine oil, cairan hidraulik, gas buang mesin dari peralatan dukungan penerbangan atau GSE (Ground Support Equipment), dan bahan bakar pesawat.
Keluhan-keluhan lain tentang udara dalam kabin yang ditenggarai sebagai udara yang tidak segar dan kurang kadar oksigen serta mengandung pestisida telah diajukan kepada FAA untuk diadakan studi lebih mendalam sejak tahun 2018 yang lalu.
Kesimpulan
Dengan demikian maka patut dipertimbangkan bagi mereka yang sudah siap untuk bepergian lagi menggunakan sarana angkutan udara pasca Covid-19. Bisa saja sudah merasa aman dengan telah adanya sistem penyaring udara HEPA yang dipasang dalam kabin pesawat terbang.
Catatannya adalah bahwa tidak semua pesawat terbang sekarang ini yang sudah dipasang HEPA. Selain itu para ahli lainnya termasuk beberapa organisasi internasional ternyata masih meragukan keampuhan HEPA dalam menghilangkan risiko tertular Covid-19 di dalam kabin.
Lebih dari itu, jauh sebelum Covid-19, kajian tentang “kurang sehat”-nya udara dalam kabin saat terbang berjam jam, telah menjadi isu puluhan tahun lalu karena banyak berpotensi terkontaminasi.
Jadi kita harus bagaimana?
Mungkin saja untuk lebih aman, maka protokol kesehatan, pakai masker, jaga jarak, dan sering cuci tangan (PJS) tetap saja akan masih merupakan andalan utama bagi kita semua untuk menjaga diri dari tertular Covid-19, termasuk di dalam kabin pesawat terbang tentunya.
Selamat terbang!
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.