Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres Sebut Merger Bank Syariah Bisa Bantu Pemulihan Ekonomi

Kompas.com - 06/08/2020, 18:47 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin menyatakan, merger bank syariah bisa menjadi salah satu cara yang ditempuh untuk memulihkan ekonomi nasional.

Pasalnya, merger bank-bank kecil menjadi bank besar lebih berpotensi melayani proyek-proyek besar atau kegiatan ekonomi yang lebih besar.

Tentu hal ini mendorong pemulihan ekonomi nasional, apalagi saat ini Indonesia masih belum memiliki bank syariah besar untuk jadi pusat keuangan syariah dunia.

Baca juga: Tetap Berjaya di Tengah Pandemi, Ekonomi Syariah Perlu 3 Langkah Ini

“Sebaiknya tidak terlalu banyak bank yang potensinya kecil-kecil. Oleh karena itu, bank syariah hasil merger bisa berperan untuk kepentingan dalam negeri dan luar negeri," kata Ma'ruf dalam siaran pers, Kamis (6/8/2020).

Adapun merger bank syariah merupakan fokus utama untuk memaksimalkan potensi ekonomi syariah, khususnya dalam penguatan industri keuangan.

Fokus lainnya, yakni membangun industri halal, pendanaan sosial, dan usaha berbasis syariah.

Ma'ruf optimistis Indonesia akan menjadi pusat keuangan syariah dunia. Sebab ekonomi syariah di Indonesia telah berkembang pesat baik dari segi aturan dan kelembagaan.

Baca juga: Sri Mulyani Minta Perbankan Syariah Waspada, Ada Apa?

Dalam perundang-undangan, ekonomi syariah sudah melahirkan UU perbankan syariah, surat berharga syariah negara, sukuk, asuransi, dan pasar modal. Sedangkan dari kelembagaan, telah lahir berbagai perbankan syariah, koperasi syariah, asuransi hingga reksadana syariah.

“Kita ingin menjadi pusat keuangan syariah dunia, sekarang yang paling tinggi sukuknya di dunia itu Indonesia, sudah melewati Uni Emirat Arab dan Malaysia. Dari segi kelembagaan bisa dilihat kita sudah berkembang pesat jadi ekonomi syariah sudah menjadi sistem nasional dan berkembang,” ujar Ma’ruf.

Kembangkan industri halal

Ma’ruf menambahkan, Indonesia juga harus mengembangkan industri halal dengan memberikan kesempatan kepada produk halal baik barang dan jasa seperti wisata halal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

Whats New
Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Whats New
IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

Whats New
Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Whats New
Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Whats New
Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Whats New
Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Whats New
Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Whats New
Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Whats New
Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Whats New
Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Whats New
KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

Whats New
Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com