Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi RI Minus, Pengusaha Minta Pemerintah Gerak Cepat

Kompas.com - 06/08/2020, 19:03 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyoroti anjloknya realisasi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) nasional pada kuartal II-2020, yakni minus 5,23 persen, terburuk sejak tahun 1999.

Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan Roeslani mengatakan, anjloknya pertumbuhan ekonomi terjadi lantaran proses implementasi kebijakan stimulus kesehatan dan perekonomian penanganan Covid-19 masih sangat lambat.

Oleh karena itu, Rosan mendorong pemerintah untuk melakukan percepatan pelaksanaan berbagai program stimulus penanganan Covid-19.

Baca juga: Petani Bisa Pilih Skema Tarif PPN 1 Persen

"Kadin mengharapkan pemerintah mempercepat implementasi kebijakan bagi dunia usaha dan UMKM, juga belanja anggaran pemerintah agar diperbesar dan dipercepat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, dan guna menjaga daya beli masyarakat pemberian bantuan langsung tunai (BLT) dan program Pra Kerja harus segara dipercepat,” tutur dia, dalam keterangannya, Kamis (6/8/2020).

Lebih lanjut, Rosan menjelaskan, hal lain yang juga sangat penting untuk diperhatikan adalah penyaluran kredit modal kerja bagi UMKM dan mikro yang harus segera dilakukan agar dampak pandemi terhadap pengangguran dan perekonomian tidak semakin dalam.

"Untuk mengurangi kontraksi yang sangat besar di kuartal III-2020, karena apabila tidak segera direalisasikan maka proses recovery akan semakin panjang," kata dia.

Baca juga: Lowongan Kerja BRI, Ini Posisi dan Syaratnya

Kendati demikian, Kadin mengapresiasi langkah komite Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), berupa pemberiaan stimulus bagi pekerja non PNS dan BUMN yang aktif terdaftar di BPJS Ketenagakerjaan.

Jumlah pekerja yang akan dapat bantuan mencapai 13,8 juta pekerja yang memiliki penghasilan di bawah Rp 5 juta per bulan. Besaran bantuan yakni Rp 600.000 selama 4 bulan yang diberikan per 2 bulan.

Menurutnya, hal itu sangat positif karena akan mendorong konsumsi dan menjaga daya beli, sekaligus menahan penurunan perekonomian di Indonesia di masa mendatang.

Baca juga: Mengenal Bedanya Resesi dan Depresi, Lebih Parah Mana?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com