Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Bakal Gelontorkan Bansos untuk Pedagang Asongan hingga BLT Karyawan

Kompas.com - 07/08/2020, 10:33 WIB
Mutia Fauzia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

"Kalau terjadi keseluruhan pertumbuhan ekonomi 2020 diharapkan akan tetap terjaga pada zona positif, minimal 0 persen hingga 1 persen," ucapnya.

Namun demikian, dirinya tidak menutup kemungkinan pertumbuhan ekonomi pada kuartal III mendatang kembali terkontraksi.

mengaku tidak menutup kemungkinan, realisasi pertumbuhan ekonomi Juli-September 2020 kembali berada di level negatif. Pasalnya, anjloknya kinerja berbagai sektor usaha pada kuartal II-2020, diproyeksi belum akan pulih dalam waktu dekat.

Baca juga: Gubernur BI: Industri Jasa Keuangan Masih Positif meski Pertumbuhan Ekonomi RI Minus

"Probabilitas (pertumbuhan ekonomi) negatif masih ada, karena penurunan sektor tidak bisa secara cepat pulih," katanya.

Adapun Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan mengatakan, meski mengalami pertumbuhan negatif, kontraksi ekonomi RI tidak jatuh dalam dibanding beberapa negara dunia.

Negara-negara yang mencatatkan pertumbuhan ekonomi negatif lebih dalam, antara lain Amerika Serikat minus 9,5 persen di kuartal I 2020, China minus 6,8 persen di kuartal I 2020, dan negara-negara kawasan Eropa minus 11,9 persen di kuartal II 2020.

Selanjutnya, negara tetangga RI, yakni Singapura terkontraksi 12 persen, dan Meksiko terkontraksi -18,9 persen.

Namun, tentu saja, pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2020 mendatang jadi pertaruhan Indonesia bakal masuk jurang resesi atau sebaliknya.

"Di antara peer country, (kontraksi ekonomi) Indonesia tidak sedalam yang lain. Memang pertaruhannya bagi Indonesia adalah bagaimana kita di kuartal III terjadi recovery ataupun pembalikan," kata Airlangga.

Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi yang Minus, dan Strategi Pemerintah Hadapi Resesi

Strategi pemerintah

Untuk mendorong perekonomian, dari sisi konsumsi pemerintah tengah menggodok kebijakan untuk memberikan bantuan sosial berupa Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada karyawan swasta dengan gaji di bawah Rp 5 juta.

Bantuan tersebut akan diberikan kepada 13,8 juta pekerja non-PNS dan BUMN.

"Tujuan pemerintah menggelontorkan bantuan gaji tambahan ini adalah untuk mendorong konsumsi masyarakat. Hal ini penting untuk menggerakkan perekonomian dan mendorong pemulihan ekonomi,” ujar Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Erick Thohir, Kamis (6/8/2020).

Nantinya, fokus bantuan pemerintah kali ini akan menyasar pegawai swasta yang aktif terdaftar di BPJS Ketenagakerjaan dengan iuran di bawah Rp 150.000 per bulan atau setara dengan gaji di bawah Rp 5 juta per bulan.

Baca juga: Erick Thohir: Bantuan Rp 600.000 untuk Para Pekerja Disalurkan September 2020

Menurut Erick, program stimulus ini tengah difinalisasi agar bisa dijalankan oleh Kementerian Ketenagakerjaan di September 2020 ini.

“Bantuan sebesar Rp 600.000 per bulan selama empat bulan akan langsung diberikan per dua bulan ke rekening masing-masing pekerja sehingga tidak akan terjadi penyalahgunaan,” kata pria yang juga menjabat Menteri BUMN itu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com