Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Bakal Gelontorkan Bansos untuk Pedagang Asongan hingga BLT Karyawan

Kompas.com - 07/08/2020, 10:33 WIB
Mutia Fauzia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

Selain itu, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, pemerintah akan segera merilis program Bansos Produktif untuk penguatan permodalan usaha mikro dan ultra mikro yang belum tersentuh oleh lembaga pembiayaan.

Ia menyebutkan, untuk mendorong program itu pemerintah sudah menyiapkan anggaran sebesar Rp 28,8 triliun.

"Pemerintah sudah menyiapkan anggaran sebesar Rp 28,8 triliun untuk 12 juta pelaku usaha mikro dan ultra mikro yang masing-masing mendapat modal usaha Rp 2,4 juta," ujarnya dalam siaran resmi yang diterima Kompas.com, Kamis (6/8/2020).

Perbaikan kebijakan penanganan pandemi jadi kunci

Namun demikian, ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Didik J Rachbini menilai, perbaikan kondisi perekonomian hanya bisa tercapai jika pemerintah mampu menelurkan kebijakan untuk menekan angka persebaran pandemi.

Jika hal tersebut tidak dilakukan, kebijakan stimulus yang telah digelontorkan tidak akan mampu menggenjot kinerja perekonomian di kuartal III mendatang.

Baca juga: Ekonom Senior Indef Yakin RI Bakal Masuk Jurang Resesi

Bahkan menurutnya, kondisi perekonomian pada kuartal III mendatang bakal kembali masuk ke dalam zona negatif.

"Saya yakin kuartal III masuk resesi dan IV masuk lebih jauh lagi apabila penanganan seperti ini," ujarnya dalam video conference, Kamis (6/8/2020). Selain itu, kebijakan pemerintah yang dituangkan dalam program PEN seharusnya dapat digiatkan.

Namun, alih-alih memerbaiki kondisi perekonomian, anggaran PEN yang sebesar Rp 695 triliun tersebut hingga saat ini serapannya masih kecil.

"Ternyata fungsi pemerintah menahan pertumbuhan minus ini tidak berjalan, justru pemerintah menjadi sumber kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi negatif," kata dia.

Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi Minus 5,32 Persen, Sri Mulyani Sebut Sistem Keuangan Normal

Peran pemerintah dinilai tidak membantu karena dari 17 lapangan usaha yang mendorong perekonomian, hampir semuanya merosot dan tumbuh minus. Bahkan sektor yang paling naik seperti informasi dan telekomunikasi tidak sebesar yang diharapkan.

"Jadi penyelamat utama, pilar utama yang harusnya berfungsi ternyata tidak berfungsi, justru pilar utama di pemerintah ambruk dan ini sama persis dengan dinamika kebijakan yang dilakukan pemerintah dalam mengatasi pandemi. Jadi ekonomi akan lebih jauh tumbuh negatif," jelasnya.

Hal yang sama juga disampaikan Ekonom Indef Tauhid Ahmad. Ia menilai di kuartal III perekonomian akan kembali minus jika pemerintah tidak kerja cepat. Terutama dalam penyaluran bantuan kepada masyarakat miskin serta ketepatan sasaran.

"Kalau kuartal III minus maka akan resesi dan jika berlanjut kuartal IV minus maka perekonomian akan depresi," tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com