Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sektor Transportasi Diperkirakan Belum Bisa Pulih hingga Tahun Depan

Kompas.com - 07/08/2020, 15:30 WIB
Rully R. Ramli,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Transportasi menjadi salah satu sektor usaha yang paling terpukul akibat pandemi Covid-19. Hal tersebut terefleksikan dari realisasi pertumbuhan sektor transportasi pada kuartal II-2020.

Sektor transportasi menjadi lapangan usaha yang mengalami kontraksi paling dalam dari 17 sektor lapangan usaha yang dicatat oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Tercatat pada periode April - Juli 2020, sektor transportasi dan pergudangan mengalami minus 30,84 persen.

Hal tersebut utamanya diakibatkan oleh kebijakan pembatasan yang diterapkan hampir seluruh daerah Indonesia pada periode tersebut. Akibatnya, seluruh lini transportasi mengalami kontraksi pertumbuhan.

Baca juga: Pulihkan Sektor Transportasi, Menhub: Tidak Cukup Hanya Andalkan Pemerintah Pusat

Harapan pemulihan sektor transportasi mulai muncul sejak dibuka kembali arus pergerakan masyarakat dengan berbagai protokol kesehatan.

Kendati demikian, Pengamat Transportasi, Djoko Setijowarno, memproyeksikan, laju pertumbuhan sektor transportasi masih belum akan bergerak secara cepat sampai akhir tahun ini.

Menurutnya, hal tersebut diakibatkan rendahnya perjalanan dinas pegawai negeri sipil (PNS) non-pusat. Padahal, berdasarkan data yang ia miliki, perjalanan dinas PNS merupakan penyumbang utama penumpang transportasi umum.

"Contoh pesawat terbang, 42 persen itu adalah perjalann dinas, kalau dari pusat mungkin oke. Tapi dari daerah, anggaran mulai menipis. Untuk kereta juga sama," katanya, kepada Kompas.com, Jumat (7/8/2020).

Lebih lanjut, Djoko menyebutkan, hal serupa juga akan dialami penumpang dengan tujuan perjalanan wisata. Masih tingginya angka penyebaran Covid-19, mengakibatkan masyarakat mengurungkan niatnya untuk berpergian dengan tujuan wisata.

"Untuk perjalanan bisnis masih jalan, tapi enggak banyak. Bisnis cuma 12 persen," ujar dia.

Oleh karenanya, sektor transportasi diproyeksi baru akan tumbuh cepat pada tahun 2021.

"Kalau tahun depan mulai reda, ada penyesuaian, anggaran mulai kembali tinggi, mungkin bisa. Tapi sampai akhir tahun saya enggak jamin bisa normal kembali," ucap Djoko.

Sebagai informasi, BPS mencatat, seluruh lini transportasi mengalami pertumbuhan negatif pada kuartal II-2020.

Angkutan udara mengalami kontraksi hingga minus 80,23 persen, angkutan rel minus 63,75 persen, angkutan darat minus 17,65 persen, dan angkutan laut minus 17,48 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Whats New
Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan jadi 6,25 Persen

Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan jadi 6,25 Persen

Whats New
Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Earn Smart
Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Earn Smart
Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang Jika Mau Maju

Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang Jika Mau Maju

Whats New
United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

Whats New
Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Whats New
Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Whats New
KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Earn Smart
Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Whats New
Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Whats New
Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Whats New
Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Tahun Pertama Kepemimpinan Prabowo, Rasio Utang Pemerintah Ditarget Naik hingga 40 Persen

Tahun Pertama Kepemimpinan Prabowo, Rasio Utang Pemerintah Ditarget Naik hingga 40 Persen

Whats New
Revisi Aturan Impor Barang Bawaan dari Luar Negeri Bakal Selesai Pekan Ini

Revisi Aturan Impor Barang Bawaan dari Luar Negeri Bakal Selesai Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com